LUKSEMBURG TODAYÂ – Menteri Luar NegÂeri Retno Marsudi menyebutkan Indonesia mengusulkan pembebasan visa kunjungan singkat ke negara-negara Eropa bervisa Schengen untuk Warga Negara Indonesia (WNI).
Visa Schengen berlaku untuk 22 dari 27 negara anggota Uni Eropa (UE) serta sejumÂlah negara non-UE termasuk Norwegia dan Swiss. Negara yang menjadi anggota konÂvensi Schengen adalah Austria, Belgia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, JerÂman, Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, LatÂvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, PorÂtugal, Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.
Usul Retno ini disampaikan kepada perÂwakilan hubungan luar negeri Uni Eropa (HRVP) Federica Mogherini dalam di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dan Uni Eropa (ASEM) yang tengah berlangÂsung di Luksemburg.
Counsellor KBRI Brusel Riaz J.P. Saehu menyebutkan, pertemuan itu antara lain membahas proses awal yang dilakukan Uni Eropa dalam menanggapi usulan Indonesia mengenai pembebasan visa Schengen itu.
Komisi Eropa kabarnya sudah memaÂsukkan Indonesia pada daftar negara yang diusulkan untuk dikaji Dewan Eropa. Usulan ini akan disampaikan ke Dewan Eropa awal 2016.
Dewan Eropa kemudian akan meminta tiga badan utama terkait pembebasan visa Schengen (Frontex, Europol dan EASO) unÂtuk mengkajinya.
Apabila hasil kajian positif maka Dewan dan Komisi Eropa akan mengusulkan ranÂcangan regulasi perubahan status Indonesia untuk mendapatkan bebas visa Schengen.
Retno menyatakan Indonesia terus beruÂpaya melalui Komisi Eropa dan negara-negaÂra Eropa sendiri. Pertemuan juga membahas implementasi perjanjian FLEGT-VPA IndoÂnesia-Uni Eropa yang diharapkan pemerinÂtah Indonesia dapat diterapkan akhir 2015. “Penerapan penuh perjanjian dan regulasi kayu Uni Eropa akan memberikan dorongan bagi sektor swasta untuk bergabung dalam sistem penggunaan kayu yang legal. KeseluÂruhan proses akan mengurangi penggunaan dan perdagangan kayu illegal,†kata Retno.
Mogherini sendiri berharap Presiden InÂdonesia berkunjung ke markas Uni Eropa di Brussels. Uni Eropa telah mengidentifikasi Asia dan Indonesia sebagai kawasan dan negara mitra yang hubungan bilateralnya akan dimajukan. “Uni Eropa melihat IndoÂnesia sebagai kunci memajukan berbagai kerja sama regional dan global,†kata Retno.
(Yuska Apitya/net)