NEW YORK, Today — Bursa saham Wall Street di Amerika SeriÂkat (AS) pada perdaganÂgan akhir pekan kembali anjlok. Hal ini dipicu anÂjloknya minyak dan perÂlambatan pertumbuhan ekonomi China.
Indeks S&P 500 masuk level terendah sejak 2014. Sementara indeks RuÂsell 2000 pun turun seÂbanyak 3,5 persen kelevel terendah sejak JUli 2013.
Saham sektor energi pun turun 2,87 persen karena harÂga minyak turun 6,5 persen, sebagian karena kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lambat di China, di mana inÂdeks saham utama juga merosot semalam. Sektor energi telah kehilangan hampir setengah nilainya setelah mencapai rekor tertinggi pada akhir 2014.
“Awalnya ketika minyak tuÂrun, nah berdampak baik pada sembilan sektor. Tapi sekarang telah berubah. Itu adalah penuÂlaran ke sembilan sektor lain. Ini adalah penularan ke Main Street dan Wall Street,†kata CEO LongÂbow Asset Management, Jake Dollarhide seperti dilansir ReÂuters, Sabtu (16/1/2016).
Sementara itu, saham teknoloÂgi juga turun 3 , 1 5 persen, setelah laporan kuartal dari Intel The S & P 500 telah jatuh sekitar 12 persen dari tinggi pada bulan Mei, mendorongnya ke dalam apa yang umumnya diÂanggap wilayah koreksi.
Indeks saham utama China menumpahkan lebih dari 3 persen, memunculkan perÂtanyaan tentang kemampuan Beijing untuk menghentikan aksi jual yang saat ini telah mencapai 18 persen sejak awal tahun ini.
Pada perdagangan, Jumat, Dow Jones Industrial Average turun 2,39 persen menjadi 15,988.08 dan S & P 500 turun 2,16 persen menjadi 1,880.33. Nasdaq ComÂposite turun 2,74 persen menjadi 4,488.42.
Untuk minggu ini, Dow Jones turun 2,2 persen, kemuÂdian S & P 500 turun 2,2 persen dan Nasdaq turun 3,3 persen.
Ada 10,8 miliar saham berÂpindah tangan di bursa AS, jauh di atas 7,6 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menuÂrut data Thomson Reuters. (dtc)