Oleh : Yuska Apitya Aji Iswanto
(Pegiat Hukum Tata Negara Universitas Pamulang)

Dalam dua pekan terakhir, nama ini selalu mengundang riak di tengah masyarakat. Nyaris suara publik senada, menghujat. Namun, jika dipikir dengan logika, manusiawikah jutaan mata dan pikiran publik di Indonesia diracun dan dipaksa untuk menghujat satu manusia ini saja? Bagaimana kita membayangkan jika kita dalam posisinya?

Rasanya, tak manusiawi benar logika kita jika memicingkan satu nama itu atas dosa-dosa prostitusi di negara ini. Saya (mungkin) lebih sepakat jika nama Vanessa Angel diangkat menjadi Duta Prostitusi. Duta yang kemudian ditugaskan untuk menyelamatkan ribuan (mungkin) jutaan perempuan di Indonesia yang kini terpasung dalam kubangan prostitusi. Pemerintah juga semestinya tak tinggal diam dalam memandang kasus ini. Bukan soal moral jutaan manusia di Tanah Air saja yang diselamatkan, namun juga hak sosial Vanessa Angel yang mestinya dipikirkan. Boleh-boleh saja memberi sanksi pidana bagi Vanessa. Namun, tak manusiawi juga jika membiarkan media massa memaparkan Vanessa sebagai satu-satunya orang yang patut dipersalahkan dalam bisnis haram prostitusi.

BACA JUGA :  Kecelakaan 2 Remaja Boncengan Motor di Polman Sulbar Tewas usai Tabrakan dengan Truk

Masih ingat dengan nama-nama artis yang disebutkan oleh Robby Abas (Muncikari Artis)? Kenapa nama-nama artis yang disebutkan Robby tersebut malah disematkan sebagai korban dan tak diusut muaranya. Padahal artis-artis ini juga menikmati hasil dari jerih payahnya menjual diri? Hukum di negara ini memang belum bisa dikatakan adil sepenuhnya. Logika berhukum kita masih mengacu pada hukum positif ketimbang mengutamakan psikologi hukum. Komitmen pemerintah dalam memberantas prostitusi juga setengah hati. Regulasi yang ada terkesan hanya dipakai untuk komoditas politik, bukan mementingkan aspek sosial. Mungkin juga, dugaan saya, para elite membiarkan prostitusi membiak karena mereka juga penikmat.

BACA JUGA :  Ternyata Durian Tak Hanya Enak tapi Banyak Manfaat bagi Kesehatan, Simak Ini

Mengenai prostitusi, sedianya kita harus tahu darimana dan kapan bisnis kotor ini bersemayam di Indonesia. Sedikit catatan sejarah yang mengungkap tentang prostitusi Indonesia pada masa sebelum penjajahan bangsa Eropa. Diperkirakan sejak lama telah berlangsung pembelian budak seks dan hubungan seksual yang dilandasi hubungan yang semu lazim terjadi. Pada masa tersebarnya agama Islam dan setelah penyebaran Islam di Indonesia, prostitusi diperkirakan telah meningkat karena ketidaksetujuan Islam pernikahan kontrak. Dalam sejarahnya raja-raja di Jawa yang memiliki sejumlah tempat di istananya untuk ditempati sejumlah besar selir, sementara itu raja-raja di Bali bisa melacurkan para janda yang tidak lagi diterima oleh keluarganya.

============================================================
============================================================
============================================================