Sektor perbankan beramai-ramai menurunkan bunga KPR. Tidak hanya itu, masa promo KPR pun diperpanjang hingga akhir tahun.
Oleh : Adilla Prasetyo
[email protected]
Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonoÂmi nasional seperti saat ini, banyak cara ditempuh bank umum untuk menggenjot penyaluran kredit. Mulai dari penyederhanaan proses kredit, percepatan persetujuan kredit, hingga taÂwaran bunga murah. Tak terkeÂcuali untuk jenis kredit pemiÂlikan rumah.
Maklumlah, penyaluran KPR di tahun kambing kayu ini masuk masa paceklik. Tengok saja, data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menyebut, penÂyaluran kredit untuk rumah tinggal suam-suam kuku. Per Juli 2015, penyaluran kredit ruÂmah tinggal tercatat sebesar Rp 314,576 triliun atau cuma tumÂbuh 3,8% jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.
Beberapa bank kelas kakap juga mulai mengeluhkan perÂtumbuhan landai di sektor KPR. Tren pertumbuhan dua digit yang biasanya selalu diÂtorehkan bank umum dalam menyalurkan kredit rumah perlahan mulai rontok, seiring dengan turunnya nafsu konÂsumen membeli properti.
PT Bank Central Asia (Tbk), misalnya. Bank swasta nomor wahid ini sudah kehilangan nyali untuk mengejar pertumÂbuhan KPR seperti tahun-taÂhun sebelumnya. “Tahun ini, prospek KPR rata,†ujar Henry Koenaifi, Direktur BCA ketika ditanya mengenai pertumbuÂhan KPR sepanjang tahun, beÂlum lama ini.
Karenanya, untuk mengguÂgah selera pasar, BCA menaÂwarkan program bunga rendah untuk KPR. Yakni, 8,88% untuk fix rate tiga tahun dan 9,99% untuk cap rate tiga tahun beriÂkutnya. Program yang diperÂpanjang sampai akhir Oktober 2015 ini dipercaya akan menÂdongkrak permintaan kredit perumahan di masyarakat.
“Program kami saat ini adaÂlah untuk meningkatkan perÂtumbuhan KPR di BCA. Animo masyarakat terhadap program ini cukup besar. Jumlah apÂlikasi yang masuk mengalami peningkatan,†terang Felicia Mathelda Simon, Division Head Konsumer BCA.
Selain promo bunga murah melalui program, sambung dia, BCA juga memperhatikan proses kredit agar bisa memenuhi keÂbutuhan nasabah, seperti keceÂpatan proses. “Keunggulan kami yang beda dari program bank lain adalah fix rate yang lebih panjang,†katanya, kemarin.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, lain cerita lagi. Bank pelat merah yang fokus dalam menyalurkan kredit ruÂmah tinggal ini mampu memÂbukukan pertumbuhan double digit. Sampai kuartal ketiga taÂhun ini, perseroan membukuÂkan pertumbuhan total kredit 18% – 20% secara tahunan.
BTN tercatat membiayai sekitar 372.393 rumah hingga September 2015. Perseroan menargetkan membiayai seÂbanyak 441.000 rumah hingga akhir tahun nanti. Untuk meÂmuluskan langkah itu, BTN pun ikut menggelar program bunga murah. Yakni, 7,5% unÂtuk fix rate selama dua tahun. Sejauh ini, baru BTN yang beraÂni menggunting bunga sampai ke level terendah.
Sedikitnya ada 137 proyek dari 27 pengembang, seperti Ciputra Grup, Duta Putra Grup, PP Properti dan Adhi Persada menawarkan program KPR racikan BTN tersebut. “Kami menyasar masyarakat kelas menengah dan menengah ke atas untuk program ini,†tutur Mansyur S Nasution, Direktur BTN.
Pasalnya, segmen kelas menengah ke bawah sendiri, kata MaryoÂno, Direktur Utama BTN, telah memÂperoleh bunga sangat rendah. Yakni, 5% untuk KPR bersubsidi. “Jadi, untuk menÂdongkrak pertumbuhan KPR selain proses yang lebih seÂderhana, cepat, kami juga menawarkan layanan melalui website,†imbuh dia.