Kondisi SDN Bubulak 2, Bogor Barat, Kota Bogor sebetulnya amat memerihatinÂkan. Empat ruang kerasnya seperti diintai benÂcana longsor setiap saat. Sebab, berada di bibir gawir yang terÂgolong labil, terutama ketika hujan turun dengan curah yang deras. Teras belakang ruang keÂlas ini sudah tampak retak, bahÂkan menganga.
RICKY ISKANDAR
[email protected]
Lalu, sarana pendidikan lainnya seperti bangku dan kurÂsi untuk belajar anak-anak sebaÂgian besar rusak. Lemari buku di setiap ruang kelas rata-rata sudah miring seperti hendak ambruk. ‘’Ya beginilah keadaan sekolah kami,’’ kata Kepala SDN Bubulak 2 Eros Rostianah S.Pd berkisah kepada Tim Bogor Hejo yang dipimpin Alfian MuÂjani (Pemimpin Redaksi Bogor Today), Rabu (24/2/2016)
Kehadiran Tim Bogor Hego— Amalia Dian Permatasari, Tato Marsito, Habib Rifki Ahmad Alaydrus, Ricky Iskandar, dan Widji Soekirno RAPI Bogor Barat—untuk menanam pohon di lahan belakang SDN BubuÂlak 2. Lahan yang berada persis di bibir gawir alias jurang ini, menurut Ros, panggilan Eros Rostianah, sangat labil jika hujan turun. ‘’Itu sebabnya, saya menÂgundang koran Bogor Today dan Gerakan Bogor Hejo-nya datang ke sini untuk menanam pohon, agar tebing-tebing ini memiliki penahan longsor,’’ katanya.
Karena lahan yang tersedia tak terlalu luas, hanya 10 bibit pohon buah sumbangan dari Paguyuban Budiasih, yang bisa ditanam di area kebun sekolah ini. Meski jumlah pohon yang ditanam sangat sedikit, tetap saja meriah karena melibatkan hampir semua murid.
Amel, panggilan Amalia Dian, yang memandu kuis poÂhon sebagai metode edukasi, langsung diserbu puluhan anak-anak ketika dia menanyakan, ‘’Siapa yang ingin hadiah.’’ Amel tampak kewalahan karena 100 lebih anak merangsek ke depan mengerubutinya. ‘’Ayo kembali ke barisan. Yang bisa menjawan cukup acungkan tangan,’’ teriak Amel bagaikan aktifis yang seÂdang memimpin demo.
Tim Bogor Hejo memang seÂlalu mebawa hadiah berupa alat-alat sekolah seperti tas, buku tulis, tumbler, tempat makan, tempat pensil sumbangan dari Linda Kristanti Nussy SH (BRI Cabang Dewi Sartika), payung dari Bank BJB, dan beras. Ini dimaksudkan untuk memotifasi anak-anak agar mengingat-ingat kembali nama-nama pohon buah, manfaat menanam poÂhon, dan pentingnya merawat lingkungan bagi kehidupan umat manusia. Selain itu, metode ini juga didesain untuk membuat anak-anak bergembira selama mengikuti acara menanam poÂhon. ‘’Kami ingin selalu ada keÂceriaan di wajah anak-anak yang masih polos ini,’’ kata Amel.
Sebelumnya Alfian Mujani menjelaskan visi dari Bogor Hejo dan menjelaskan secara singkat manfaat pohon bagi maÂnusia dan mahluk hidup lainnÂya. ‘’Menanam pohon harus diÂanggap sebagai panggilan bagi semua warga masyarakat yang mendambakan kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas,’’ katanya. (*)