Fenomena yang belakangan ramai terjadi tentang merebaknya kasus penyebaran hepatitis A dan demam berdarah dengue (DBD) sampai memakan korban jiwa, menimbulkan keprihatinan semua kalangan. Demi mengantisipasi, Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi dan Perhimpunan Dokter Spesialis Dalam Indonesia (PAPDI) membuka seminar kesehatan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya menjaga sanitasi di sekitar kita semua. Tak hanya untuk me-edukasi masyarakat, acara ini ini juga sebagai salah satu rangkaian agenda perayaan hari jadi RS Karya Bhakti Pertiwi yang ke-2.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Bertempat di Lantai 5 RS Karya Bhakti Pertiwi yang berada di JaÂlan Raya Dramaga KM 7, Kelurahan Dramaga, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, yang dihadiri hampir dari seluruh alemen, baik masyarakat, beberÂapa keluarga pasien hingga peneliti, dan maÂteri diisi oleh Ketua PAPDI Cabang Bogor, dr Erwanto Budi Winulyo, SpPD, K-AI, FINASIM beserta dr Arief Nashuha, SpPD, FINASIM.
Menurut Erwanto, masalah wabah hepatiÂtis A yang banyak menyerang mahasiswa InÂstitute Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu bukanlah hal yang aneh seharusnya. Sebab kenyataannya masalah serupa tidak hanya terjadi di Bogor, bahkan ini terjadi di beberapa daerah.
Kendati demikian, ia menegaskan tidak ada salahnya bagi semua orang untuk melakuÂkan antisipasi untuk pencegahan hepatitis A ini dengan cara menjaga sanitasi lingkungan. “Permasalahanya adalah sanitasi, banyak limbah yang tidak terkelola dengan baik, seÂhingga menjadi media penularan hepatitis A. Apalagi kelompok mahasiswa ini adalah mereÂka yang rentan dengan inveksi, ditambah asuÂpan makan kurang, pola hidup kurang teratur sehingga daya tahan tubuhnya mudah sekali turun,†urai dokter spesialis dalam itu.
Apalagi, wilayah Barat termasuk lokasi yang sedang berkembang, seharusnya untuk fasilitas umum lebih diperhatikan lagi, khuÂsusnya kebersihan sebab kondisi wilayah yang seperti itu sangat sensitif dengan penularan. “Menjaga lingkungan itu terdengar sepele, tetapi itu luar biasa manfaat dan dampak buÂruk akibat tidak menjaga kebersihan lingkunÂgan. Masyarakat harus bisa melakukan penceÂgahan sendiri mulai sekarang,†tegasnya.
Tak hanya hepatitis A, saat ini Kota Bogor juga sedang dihantui oleh wabah DBD yang penularannya berasal dari nyamuk. Meskipun penyakit ini berbeda dengan hepatitis A, naÂmun pencegahannya sama saja dengan menÂjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Sebab yang kita ketahui penularan DBD ini adalah nyamuk aedes aegypti yang berkemÂbang biak dalam genangan air, baik itu genanÂgan air yang ada di lingkungan luar rumah sepÂerti waduk atau selokan yang tidak mengalir, maupun di dalam rumah seperti di bak mandi. Selain itu DBD biasanya berkembang di wilayah yang tingkat sanitasinya buruk seperti di kota-kota berpenduduk padat yang terletak di negaÂra-negara berkembang seperti Indonesia.
“DBD ini penyakit menular yang sangat mudah penularannya, tanpa disadari kita terÂgigit nyamuknya lalu tertular. Bahkan sampai sekarang juga belum ada vaksinasi atau pun obat khusus untuk mengobati demam berdaÂrah atau DBD. Pengobatan hanya berkisar pada cara untuk meringankan gejalanya, serta membuat si penderita senyaman mungkin,†ujar Arif Nashuha.
Sementara itu, Kepala Humas RS Karya Bhakti, M Nurwandi menambahkan jika semiÂnar ini memang sengaja digelar karena berteÂpatan dengan perayaan hari jadi RS Karya Bhakti yang jatuh pada 3 Februari lalu. SemiÂnar hepatitis A dan DBD ini adalah salah satu dari rangkaian kegiatan sosial yang dilakukan pihak RS.
Kedua penyakit itu, masih kata Nurwandi, memang sengaja dijadikan topik sosialisasi karena RS Karya Bhakti adalah RS yang paling banyak mencatat pasien hepatitis A dan DBD. “Dengan begini kita bisa membantu masyaraÂkat untuk menjelaskan apa itu hepatitis a denÂgan bahasa yang umum. Apalagi, saat ini juga kan DBD sedang ‘rame’ dimana-mana. Kami sengaja mengundang masyarakat, sekoah dan kampus di sekitar sini. Karena kebetulan letak mereka berdekatan dengan RS Karya Bhakti,†pungkasnya.