Nasib renovasi ruang rapat paripurna gedung DPRD Kabupaten Bogor masih belum jelas. Pasalnya Kelompok Kerja (Pokja) dalam proses penunjukkan langsung belum juga menemukan perusahaan untuk mengerjakan proyek senilai Rp 17 miliar lebih itu.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Kepala Kantor Pengadaan Barang dan Jasa (KLPÂBJ) Kabupaten Bogor, Hendrik Suherman mengungkapkan jika piÂhaknya masih mencari perusahaan yang cocok untuk mengerjakan banÂgunan yang telah mangkrak selama dua tahun tersebut.
“Sampai saat ini belum ada yang cocok untuk mengerjakannya. Ya mudah-mudahan bisa secepatnya dikerjakan. Karena ini juga kan haÂrus menggunakan sistem shift untuk mengerjakannya mengingat waktunÂya yang makin mepet,†ujar Hendrik, Senin (10/8/2015).
Sebelumnya, pria yang juga meruÂpakan Pengurus Cabang Persatuan Basket Seluruh Indonesia Kabupaten Bogor ini yakin jika pada 10 Agustus, Surat Perintah Kerja (SPK) untuk peÂnyedia jasa sudah bisa dikeluarkan.
“Pokja masih menemui banyak kendala dalam proses penunjukkan langsung meski sudah direstui oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan BaÂrang/Jasa Pemerinah (LKPP). Tapi itu juga kan tidak sembarangan. Musti bisa memenuhi kriteria juga,†lanjut Hendrik.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kabupaten Bogor, Nuradi selaku pengguna anggaran berharap jika anggaran yang tersedia bisa terserap meski pengerjaan renovasi tidak sepenuhnya selesai melainkan untuk pengerjaan bangunan inti terlebih dahulu.
“Setelah konsultasi dengan DiÂnas Tata Bangunan dan Pemukiman (DTBP), tidak mungkin untuk meÂnyelesaikan keseluruhan bangunan. Tapi saya harap ada sesuatu yang bisa dikerjakan di tahun ini,†ujar Nuradi.
Terpisah, Wakil Ketua DRPD Kabupaten Bogor, Saptariyani terus mendesak agar pembanguÂnan ruang sidang paripurna itu bisa diselesaikan pada tahun ini. Politisi PDI Perjuangan ini menÂgaku malu saat dikunjungi tamu dari luar daerah pengerjaan terus menadeg.
“Harus tahun ini dong. Kalau sampai diluncurkan lagi, ini bisa menjadi preseden buruk bagi PemkÂab Bogor. Sering lho kita dikunjungi dari daerah lain dan mereka merasa aneh gedung itu tidak selesai-seleÂsai,†tukas Sapta. (*)