Untitled-6Puluhan sopir angkutan kota (angkot) Bogor melakukan aksi mogok di sepanjang Jalan Ir H Djuanda dan Otista, kemarin. Mereka menolak pemberlakuan arus lalu lintas kendaraan Sistem Satu Arah (SSA) di seputar Kebun Raya Bogor (KRB) dan Istana Kepresidenan Bogor.

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

Sopir angkot yang berunjuk rasa di antaranya angkot 01 jurusan Ciawi-Terminal Baranangsiang, 11 jurusan Padjadjaran Indah-Pasar­Bogor, 06 jurusan Ciheuleut-Rama­yana, 02 jurusan Sukasari-Bubulak, dan 13 jurusan Bantar Kemang-Jalan Merdeka. Mereka mengaku sepi pen­umpang dengan pemberlakuan SSA sejak 1 April itu. “Trayek kami banyak bersinggungan dengan trayek lain, jadi enggak kebagian penumpang,” kata Umar Syamsudin, sopir angkot 11, di sela-sela unjuk rasa, di Jalan Ir H Djuanda, Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/4/2016).

Setelah penerapan SSA, trayek angkot 11 harus bersaing dengan an­gkot 01. Penumpang dari Ciawi yang akan ke Pasar Bogor bisa langsung naik angkot 01. “Sebelumnnya an­gkot 01 cuma sampai Tugu Kujang, penumpang naik angkot 11 kalau mau ke Pasar Bogor. Tapi sekarang bisa langsung naik angkot 01, lalu kami narik penumpang dari mana,” keluh Umar.

Sopir lain, Mahmudi, juga me­minta sistem satu arah dikaji lagi. Program yang diujicoba hingga 18 April itu membuat trayek angkot ban­yak bersinggungan. “Ada 13 trayek yang masuk ke sistem satu arah. Yang diuntungkan dua trayek saja, yaitu trayek 09 dan 03,” kata dia.

BACA JUGA :  Kamu Penderita Diabetes tapi Ingin Makanan Manis? Coba Japanese Vanilla Cake Roll Ini

Aksi mogok sopir angkot di jala­nan berlangsung dari pukul 09.30 WIB hingga 12.30 WIB. Aksi mogok itu bubar setelah anggota Polres Bo­gor Kota turun tangan.

Sementara itu, Pemerintah Kota Bogor akan mengalihkan rute bus Damri Bandara Soekarno-Hatta tujuan Bogor melalui Tol Lingkar Bogor atau Bogor Outer Ring Road (BORR). Rencana tersebut digulirkan menyusul penerapan uji coba sistem satu arah seputar Kebun Raya Bogor yang dimulai 1-18 April 2016 selama dua minggu lebih. “Bus Damri dari arah Jakarta yang akan masuk pol bus di Baranangsiang harus melalui Tol BORR. Kalau keberangkatannya dari Bogor ke Jakarta bisa langsung masuk Tol Baranangsiang,” kata Sek­retaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, Kamis (6/4/2016).

Bukan hanya bus milik badan us­aha milik negara yang terkena dam­pak sistem satu arah, bus pariwisata yang hendak menuju kawasan wisata Kebun Raya Bogor pun akan dialih­kan melalui pintu Tol Sentul Selatan kemudian keluar Tol Lingkar Bogor. “Bus wisata nantinya diarahkan un­tuk parkir di area pul Damri. Jadi ke depan tidak ada lagi bis wisata yang parkir di sepanjang Jalan Juanda,” ujar dia.

Menurut Ade, pengalihan rute ini dilakukan sebagai upaya penertiban parkir liar dan mengurangi volume kendaraan yang melintas di seputar kawasan Kebun Raya, khususnya Istana Bogor. “Paling utama untuk menghindari ambruknya jembatan Sempur yang sudah mulai keropos dan mengalami penurunan pada ba­gian badan jembatan,” ujar Ade.

BACA JUGA :  Kapan Puasa Syawal Dilakukan? Simak Ketentuannya

Sebelumnya, Pemerintah Kota Bogor juga telah mengeluarkan ke­bijakan pelarangan terhadap kenda­raan berat seperti truk BBM, truk tangki air curah, dan bus besar. Fak­tanya, hingga Rabu siang bus dan truk tangki air masih bebas memasu­ki kawasan Kebun Raya dan melintasi jembatan Sempur yang sudah beru­mur ratusan tahun itu. “Saya belum dapet perintah atasan,” kata salah seorang petugas kepolisian yang ten­gah mengatur lalu lintas di Simpang Pancasan.

Hal senada juga diungkapkan Wahyudi, petugas Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor. Ia mengaku sudah mengetahui akan adanya pelarangan bus dan truk me­lebihi delapan ton melintasi kawasan Kebun Raya. “Sudah tahu. Tapi eng­gak tahu mulai diterapinnya kapan. Kalau pun mau diberlakukan sep­erti itu harus ada rambu-rambunya dulu,” kata dia.

Picu Laka Lantas

Hingga hari keenam penerapan uji coba sistem satu arah sudah ter­jadi empat kali kecelakaan lalu lintas. Pertama, pada hari Senin kemarin, terjadi tiga kali kecelakaan lalu lintas di persimpangan Jalan Pajajaran den­gan Jalan Jalak Harupat.

Rabu pagi, terjadi kecelakaan beruntun di Jalan Juanda, tepatnya di depan Hotel Salak. Insiden itu be­rawal saat salah seorang pejalan kaki hendak menyeberang secara tiba-tiba. Pengendara kaget dan meng­hentikan laju kendaraannya secara mendadak hingga membuat dua kendaraan lain yang ada di belakang­nya pun terlibat kecelakaan.

(Yuska Apitya)

============================================================
============================================================
============================================================