SALAH satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bogor, PT Prayoga Pertambangan dan Energi (PPE) memasang target tinggi untuk produksi aspal dan bebatuan pada tahun 2016. Mereka pun menjanjikan dividen 8 hingga 10 persen.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Direktur Utama (Dirut) PPE, Radjab Tampubolon menjelaskan target produksi aspal tahun ini 52 ribu ton dan 250 ribu meter kubik batuan dari modal sebesar Rp 85 miliar.
Meski begitu, hingga saat ini PPE belum juga mencapai titik impas atau break event point (BEP).
“Tahun lalu (2015, red) produksi aspal mencapai 42 ribu ton dan batu 26 ribu meter kubik. Nah tahun ini, kami tingkatkan untuk aspal 52 ribu ton dan batu 250 ribu meter kubik. Dari situ, diperkirakan bisa mencapai keuntungan 8 hingga 10 persen,†ujar Radjab, Senin (8/2/2016).
Selama ini, kata dia, PPE baru bisa menutupi kerugian dalam tiga tahun terakhir. Radjab menargetkan, BEP sendiri bisa dicapai pada 2018 mendatang.
“Kami tutup dulu kerugiannya. Mulai 2017, menuju BEP. Mudah-mudahan tahun 2018 nanti BEP bisa tercapai,†lanjutnya.
Ia menambahkan, PPE telah mereformasi struktur organisasi unÂtuk mengurangi beban operasional. Salah satunya, kata dia, dengan meÂlebur unit bisnis alat berat dengan penambangan.
“Jadinya biaya produksinya seÂmakin minim dan omset bisa meninÂgkat,†ujarnya.
Radjab pun berharap kontraktor di Bumi Tegar Beriman lebih memilih aspal produksi PPE. Ia mengklaim, aspal produksinya memiliki kualitas mumpuni karena telah teruji untuk digunakan dalam pembangunan JaÂlan Tol Jagorawi.
“Orang luar Bogor saja percaya dengan produksi kita. Masa konÂtraktor lokal malah beli dari luar. Harusnya mereka pakai produk asli Bogor dong. Selain Jagorawi, beÂberapa pembangunan jalan seperti di Kuningan juga pakai produk kita,†tukasnya.
Terpisah, Ketua Gabungan PenÂgusaha Seluruh Indonesia (Gapensi) Kabupaten Bogor, Enday Dasuki mengungkapkan, PPE tidak mungkin mampu memenuhi kebutuhan pemÂbangunan di Bumi Tegar Beriman. Enday tidak menampik, jika kualitas aspal yang dimiliki PPE cukup mamÂpu bersaing.
“Kalau bicara bisnis, pasti mereÂka mengklaim kualitas produknya yang terbaik dong. Tapi, saya rasa, PPE tidak akan mungkin untuk meÂmenuhi kebutuhan pembangunan Kabupaten Bogor,†kata Enday keÂpada Bogor Today.
Ia menambahkan, PPE juga harus memperbaiki pelayanan dan harga untuk bersaing dengan produsen lainnya.
“Ada beberapa pengusaha yang tergabung di Gapensi membeli dari PPE. Kalau ingin laku keras, mereka harus mendongkrak pelayanan dan harganya supaya bersaing. Karena kualitasnya kan tidak kalah juga,†tandasnya. (*)