Polres Bogor terus mendalami adanya dugaan keterlibatan anggota anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, yang membekingi kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) di kawasan Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Gunung Pongkor milik PT Antam Tbk di Kampung Ciguha, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung.
Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Kami Tidak berhenti di pemÂbongkaran saja, semua akan terus dikembangkan. Dan jika memang ada pejabat yang terÂlibat dibalik aksi para gurandil, tetap kami tertibkan,†tegas Kapolres BoÂgor, AKBP Suyudi Ario seto.
Polres Bogor pun terus melakukan penÂjagaan ketat di sekitar Kampung Ciguha agar kegiatan tambang ilegal tidak teruÂlang kembali.
Sedikitnya 40 personel disiagakan muÂlai dari Brimob, Pengamanan Obyek Vital (Obvit), Polda Jawa Barat dan Satpol PP KaÂbupaten Bogor.
“Itu untuk menghindari area milik PT Antam yang sudah sepi dan tinggal puing-puing ini kembali diserbu para pencuri emas milik negara,†ujar Kabagops Polres Bogor, Kompol Imron Ermawan.
Dari operasi penertiban yang berlangÂsung sejak Jumat (18/9/2015) hingga Rabu (23/9/2015), polisi menangkap 22 gurandil dan menutup 465 lubang penambangan ilegal.
Selain itu, 1.114 unit bangunan semi permanen juga ditertibkan kemudian alat pengolah emas menggunakan bahan merÂcuri (glundung) 53 ribu unit, 140 tangki pengolah emas bahan sianida juga diaÂmankan.
“Kalau bangunan permanen yang maÂsih bertahan ada 170 kepala keluarga yang dihuni 500 jiwa, dikarenakan mereka terÂcatat sebagai warga pribumi, asli Kampung Ciguha,†ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya enggan memberikan komentar lebih jauh terkait keberadaan bangunan permanen mewah yang diduga sebagai pemilik lubang dan sejumlah tempat pengolahan emas namun tak kunjung dibongkar hingga operasi penÂertiban gurandil berakhir.
“Tanyakan saja ke Pemkab Bogor. Itu menjadi ranah penegak perda, yakni SatÂpol PP untuk mengecek legalitas hingga penertiban. Kalau kami lebih kepada penÂegakan hukum,†ujarnya.
Sebelumnya, informasi yang dihimÂpun Bogor Today, ada empat nama yang di duga menjadi aktor intelektual dalam membekingi para gurandil di Gunung Pongkor, yakni Sarni, Yusep, Permadi AdÂjid dan Ade Ruhandi. (*)