afp32489032677MENGHADAPI Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2016, Pemer­intah menggenjot ekspor dan meningkatkan kualitas produk nasional yang memiliki daya saing.

Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]

Pemerintah akan men­dorong ekspor produk nasional yang memi­liki daya saing, agar mendapatkan keuntungan dari penerapan Masyarakat Ekonomi Asean. Presiden Joko Widodo ( Jokowi), mengatakan dirinya telah meminta seluruh menterinya untuk mengidenti­fikasi produk apa saya yang me­miliki daya saing.

Hal itu dilakukan agar Indo­nesia dapat mengoptimalkan penerapan Masyarakat Ekono­mi Asian tahun depan. “Kalau melihat dari produk dan barang tertentu, kami dapat identifi­kasi bisa masuk ke nagara lain. Saya kira itu yang akan kami gu­nakan,” kata Presiden di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (22/11/2015).

Presiden menuturkan Indo­nesia akan merebut kesempa­tan yang muncul dari pember­lakuan Masyarakat Ekonomi Asean. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan efisiensi dalam bi­rokrasi dan proses perizinan, sehingga dapat mempercepat arus investasi ke dalam negeri.

BACA JUGA :  5 Tips Agar HP Android Tidak Lemot, Wajib Simak Ini

Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan penerapan Masyarakat Ekono­mi Asean, karena pemerintah akan memperbaiki persoalan yang selama ini menghambat pengembangan daya saing di dalam negeri.

Presiden juga menyampai­kan saat ini Indonesia telah menyelesaikan 94,1 persen dari seluruh action plan yang harus disiapkan sebelum penerapan Masyarakat Ekonomi Asean.

Capaian tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan neg­ara lain yang baru mencapai 92- 93 persen. “Kepala negara dan kepala pemerintahan bertugas untuk membumikan Masyara­kat Ekonomi Asean, sehingga tidak hanya dirasakan oleh seke­lompok orang,” ucapnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya men­gatakan action plan yang belum selesai terkait Masyarakat Eko­nomi Asean akan dimasukkan ke dalam Visi Asean 2025 agar dapat segera dirampungkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib Tun Abdul Razak, mengatakan selama ini Masyarakat Ekonomi Asean sebenarnya telah berja­lan, karena negara-negara ang­gotanya telah menyelesaikan hambatan tarif di wilayah perdagangan bebas.

BACA JUGA :  Diduga Bunuh Diri Tusuk Perut di Kamar Mandi, Mahasiswa di Pamekasan Ditemukan Tewas

“Kami sudah menyelesaikan hambatan tarif di wilayah perdagangan bebas, sehingga membuat industri manufaktur Asean lebih kompetitif diband­ingkan dengan wilayah lain,” ujarnya. Najib menuturkan pemberlakuan Masyarakat Eko­nomi Asean akan menciptakan pasar dan basis produksi tung­gal di Asean, sehingga mem­perluas pergerakan barang dan jasa. Dengan penetapan stan­dar baku dan konektivitas yang lebih baik akan menghapus hambatan dalam upaya menin­gkatkan investasi.

Menurutnya, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean akan memudahkan negara-negara Asean dalam mencapai produk domestik bruto (PDB) gabungan senilai US$4,7 triliun pada 2020.

Bahkan, kawasan Asean berpotensi menjadi kekuatan ekonomi keempat terbesar di dunia pada 2030, karena ban­yak keuntungan ekonomi yang akan diperoleh masyarakat di wilayah tersebut dari pember­lakuan Masyarakat Ekonomi Asean.

Untuk diketahui, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Ase­an di Kuala Lumpur, Malaysia, para pemimpin negara-nega­ranya menandatangani Komu­nitas Asean dan Deklarasi Ase­an 2025 untuk Maju Bersama.

============================================================
============================================================
============================================================