Entrepreneurship in Indonesia 4.0 Prospects and Challenges

BOGOR TODAY – Beberapa waktu lalu, Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) menggelar acara national seminar dalam rangka penglepasan alumni Program Magister Manajemen (MM) dan Program Doktor Manajemen Bisnis (DMB) di Hotel Pullman Jakarta Central Park. Tema seminar nasional yang diusung yaitu ”Entrepreneurship in Indonesia 4.0 Prospects and Challenges, dengan keynote speaker Menteri Perindustrian RI Bapak Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT juga menghadirkan Co Founder dan CEO Bukalapak yaitu Achmad Zaky dalam sesi Busniness Talk.

Dekan Sekolah Bisnis IPB, Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, MS mengatakan, acara seminar nasional sekaligus penglepasan alumni Program Magister dan Doktor Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis.

“SB-IPB melepas 594 orang alumninya yang telah menyelesaikan studi dan lulus dengan baik dari tahun 2016 hingga 2018, yang terdiri dari 563 orang lulusan MM dan 31 orang lulusan DMB. Dengan demikian hingga saat ini, SB-IPB telah melepas total alumni sekitar 3.962 yang terdiri dari alumni DMB sebanyak 148 alumni DMB sejak pertama dibuka tahun 2006 dan sebanyak 3.814 alumni MM dari tahun 1992,” ujar Prof Azma.

BACA JUGA :  Pemkab Bogor Berkomitmen Tingkatkan Nilai MCP Pada Tahun 2024

Prof. Azam menuturkan, secara konsisten sejak tahun awal pendiriannya, SB-IPB selalu merespon isu-isu nasional terkini dalam upaya memberikan sumbangsih pemikiran dan kerja nyata untuk kemajuan bangsa.

“Tema yang diangkat menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini, dimana saat ini kita sudah dihadapkan pada era industri 4.0 yakni revolusi industri terkini atau generasi keempat yang mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas,” tuturnya.

Revolusi industri 4.0 mendorong inovasi teknologi, komunikasi dan informasi semakin pesat akan membawa dampak disrupsi atau perubahan fundamental dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Disrupsi terjadi pada seluruh aspek dalam kehidupan bermasyarakat.

“Mulai dari pemerintahan, ekonomi, hukum, politik maupun kehidupan sosial. Bahkan dalam dunia usaha pun disrupsi tidak dapat dihindari. Kondisi disrupsi yang terjadi pada dunia usaha ditandai dengan hadirnya berbagai inovasi, teknologi, dan juga model bisnis baru,” katanya.

Prof. Azam juga menambahkan, The Global Entrepreneurship and Development Institute (GEDI) mencatat bahwa Indonesia merupakan negara yang kuat dalam hal jejaring, namun lemah dalam hal pemanfaatan teknologi.

“Indonesia memiliki komponen kreativitas maupun modal sosial dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan yang baik, namun saat ini iklim usaha yang terbentuk belum mampu mendorong munculnya kreativitas,” ungkap Prof.

BACA JUGA :  Ngaku Guru Agama, Pria Makassar Nyamar Pakai Cadar Berbaur dengan Akhwat di Masjid

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif agar dapat menciptakan kreativitas. Dalam rangka pengembangan kewirausahaan, diperlukan suatu ekosistem kewirausahaan yang saling menunjang dan berkesinambungan, yaitu sinergi dari berbagai elemen masyarakat, baik yang bersifat individu, maupun lembaga atau organisasi.

Sementara itu, Rektor IPB Bapak Dr. Arif Satria, SP, MSi mengatakan, pada era global, tantangan pembangunan nasional saat ini dan mendatang dirasakan semakin berat. Salah satu permasalahan yang masih perlu mendapatkan prioritas dalam pembangunan nasional adalah penguatan daya saing melalui peningkatan kompetensi sumberdaya manusia (SDM).

“Selain itu, tantangan lain yang patut kita perhatikan adalah jumlah angkatan kerja di Indonesia yang semakin meningkat. Namun demikian lapangan pekerjaan yang tersedia pertumbuhannya tidak sebanding dengan banyaknya lulusan pendidikan tinggi setiap tahunnya. Hal ini harus kita sikapi dengan adaptif, terutama para lulusan yang akan terjun ke dunia kerja,” kata Dr. Arif.

============================================================
============================================================
============================================================