KETIKA bangsa Indonesia memperingati kemerdekaannya, patut sekali ditandaskan pentingnya nasionalisme, disiplin nasional, dan etos kerja.
Oleh: SAYIDIMAN SURYOHADIPROJO
Mantan Gubernur Lemhannas
Sekarang bangsa IndoneÂÂsia jauh sekali dari tujuan nasional yang ia tetapkan ketika memper- juangÂÂkan kemerdekaannya. Nasionalisme adalah sikap hidup dan semangat yang mengusaÂÂhakan yang terbaik bagi bangsa kita agar selalu mendapat tempat terhormat di antara bangsa-bangÂÂsa di dunia. Indonesia menjadi keÂÂbanggaan seluruh rakyatnya.
Harga diri setiap manusia Indonesia sangat dipengaruhi keadaan bangsanya, tempat dan posisi bangsanya di tengah umat manusia. Sebab itu, nasionalÂÂisme menjadi dorongan kuat unÂÂtuk selalu mengusahakan yang terbaik bagi bangsanya, bahkan kesediaan berkorban untuk keÂÂpentingan bangsa apabila diperÂÂlukan. Sikap hidup dan semangat itulah yang memenuhi kalbu para pejuang kemerdekaan. PerjuanÂÂgan itu memaksa penjajah BelanÂÂda mengakui kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Setelah berjalan masa keÂÂmerdekaan, ternyata kondisinya jauh dari membanggakan, malah seperti bangkrut. Obat paling teÂÂpat untuk mengubah itu adalah menggelorakan kembali sikap dan semangat itu untuk membaÂÂwa bangsa bangkit mencapai yang terbaik. Pasti ada yang menyangÂÂsikan kemungkinan itu terjadi seÂÂbab korupsi berlangsung di segala lini oleh kalangan kaum politik, siÂÂkap keras radikal merusak bangsa sendiri, hilangnya rasa persatuan dan solidaritas, serta konsumsi narkoba. Namun, saya yakin maÂÂsih ada yang sehat kuat lahir batin dan sanggup bangkit.
Pada tahun 1945 pun tak sedikit yang lebih suka berpihak kepada penjajah dan tak suka melihat InÂÂdonesia merdeka. Malah boleh dibÂÂilang bahwa pada 1948 ketika BeÂÂlanda menyerang Yogyakarta serta menahan presiden dan wakil presÂÂiden RI serta banyak pemimpin, para pejuang yang tak mau menyÂÂerah kepada Belanda merupakan minoritas dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mereka terus berjuang dan akhirnya membawa kemenangan. Panglima Besar JenÂÂderal Sudirman adalah teladan palÂÂing jelas dari kalangan pejuang itu. Maka, sekarang pasti juga ada yang tak mau dikalahkan oleh kondisi bangsa yang bangkrut dan sangÂÂgup bergerak mengibarkan benÂÂdera nasionalisme Indonesia yang tangguh.
Dulu perjuangan merebut kemerdekaan, sekarang perÂÂjuangan merebut keunggulan bangsa dalam kehidupan interÂÂnasional. Perjuangan merebut kemerdekaan, di samping punya aspek mental moral yang kuat, bertitik berat pada aspek adu kuat fisik. Perjuangan merebut keunggulan sekarang menuntut kekuatan mental moral yang tangÂÂguh, sekalipun juga memerlukan kekuatan fisik yang ulet dan tangÂÂguh untuk mampu berjuang lama.
Harus Bisa Bangkit
Keberhasilan perjuangan merebut keunggulan terutama harus diwujudkan melalui disipÂÂlin nasional dan etos kerja. Hanya dengan disiplin nasional kuat, kalangan yang minoritas dalam jumlah akan dapat menghasilkan performa yang meyakinkan, yang membawa bangsa kembali kepaÂÂda jalur yang benar dan kepada kemenangan. Karena ada semanÂÂgat nasional yang kuat, segenap pejuang akan sanggup dan berseÂÂdia menegakkan disiplin nasional.
Mereka akan selalu mengenÂÂdalikan diri untuk bersatu, berÂÂsikap jujur, sungguh-sungguh dalam segala tindakan dan perÂÂbuatan, loyal dan setia kepada tuÂÂjuan nasional serta kepada organÂÂisasi dan sesama pejuang, berani karena benar untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan menjaga tegaknya hukum dan peraturan.
Disiplin nasional yang kuat itu harus menghasilkan realitas baru yang memiliki keunggulan. Maka, dengan disiplin nasional, dikembangkan etos kerja tinggi: menghasilkan performa yang tak hanya besar dalam kuantitas, juga menonjol dalam kualitas.
Etos kerja merupakan sikap selalu kerja keras dalam jumlah jam banyak, tetapi juga sikap menghasilkan kualitas terbaik. Etos kerja itu meliputi seluruh aspek kehidupan bangsa, baik dalam produksi pertanian, keÂÂlautan, pertambangan, segala macam industri, maupun dalam penegakan hukum, pendidikan, dan pengembangan iptek. Juga dalam berbagai aspek budaya, seni, dan olahraga. Para pejuang merebut keunggulan melakukan itu semua dengan melandasi perÂÂjuangannya dengan dasar negara Pancasila sebab hanya dengan jalan itu, perjuangan akan mengÂÂhasilkan tujuan nasional yang telah ditetapkan sejak perjuangan merebut kemerdekaan.
Marilah mulai bergerak di bidang dan tempat kita masing-masing dengan mengembangkan semangat nasionalisme, disiplin nasional, dan etos kerja yang maÂÂkin tangguh, serta menciptakan koneksi antarkita sehingga menÂÂjadi satu gerakan nasional. Dulu kita mulai dengan BKR di tempat kita masing-masing yang kemuÂÂdian berkembang menjadi TKR-TRI-TNI dan memilih Sudirman sebagai panglima besar. (*)