JAKARTA, TODAY — Badan NarÂkotika Nasional (BNN) mendeÂteksi peredaran narkoba jelang perayaan tahun baru 2016. Wilayah Indonesia diklaim rawan penyelundupan narkotiÂka jenis baru. Mafia narkoba telah memetakan kota-kota beÂsar di sini sebagai lokasi pasar penjualan narkotika.
“Mendekati akhir tahun suÂdah biasa seperti ini. Jakarta akan diserang dengan penyelunÂdupan narkotika jenis sabu dan 38 New Pshycoactive Substance (NPS) atau narkotika jenis baru dari berbagai wilayah. Ini akan deras menuju Jakarta dalam rangka menyambut tahun baru,â€
ujar Deputi Pemberantasan Irjen DedÂdy di kantor BNN, Jalan MT Haryono, JaÂkarta Timur, Jumat (4/12/2015).
Dia menuturkan barang haram itu dapat dengan mudah masuk ke Asia TengÂgara khususnya Indonesia. Lantaran kibÂlat pembuatan narkotika tak lagi di Guang Zhou, China.
“Saat ini mengapa barang tersebut bisa mudah masuk Asia Tenggara? Itu semua karena produsen tidak lagi cuma di Guang Zhou, tapi mendekati sasaran. Sekarang di Malaysia sudah ada beberapa kithcen lab. Jadi sudah berasal dari wilayah itu, belum lagi ada di Filipina dan sebagainya,†tuÂturnya.
BNN pun tengah bekerja keras mengÂhadapi masuknya narkotika jenis baru. Bahkan titik poin masuk telah dilakukan pengawasan ketat. “Razia sudah rutin diÂlakukan. Itu merupakan dalam tanggung jawab wilayah setempat seperti Polres, BNNP, dan lain-lain. Saat ini konsentrasi BNN juga terfokus untuk menangkal maÂsuknya barang dari luar,†pungkasnya.
Sejumlah perwakilan badan pengenÂdalian narkotika negara anggota se-ASEAN membahas rencana kerja pemberantasan peredaran gelap narkotika. Sebagai tuan rumah, BNN menggaungkan genderang perang terhadap kejahatan narkoba mengÂhadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di tahun 2016.
43 Ganja Tahun Baru Disita
Sementara itu, dalam dua minggu terÂakhir, Kepolisian Resor Kabupaten Bogor mengamankan 43 kilogram narkoba jeÂnis ganja dan 20 gram narkoba jenis sabu. Barang bukti tersebut diamankan dari 13 tersangka pengedar yang ditangkap di wilayah Bogor.
Kapolres Kabupaten Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto menjelaskan, 43 kiÂlogram ganja tersebut diamankan dari 10 tersangka dan 20 gram sabu dengan 3 orang tersangka. “Para pelaku diaÂmankan dari 9 tempat yang berbeda dan semua tersangka merupakan para pengeÂdar,†ujarnya saat konferensi pers, Jumat (4/12/2015).
Dari 13 tersangka, polisi mengamankÂan seorang ibu rumah tangga berinisial BS. Ia diamankan akhir November lalu bersama AH dan GIP di Kampung Peuteuy, Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Dari hasil penangkapan tersebut, polisi mengamankan 2,3 kiloÂgram ganja.
“Tersangka BS ini merupakan salah satu target polisi. Ia juga pemain lama dan berperan sebagai perantara antara bandar besar dan juga penjual,†kata Kasat NarÂkoba Polres Bogor, Ajun Komisaris Yuni Purwati, Jumat (4/12/2015).
Yuni menegaskan, barang bukti ganja yang diamankan sebagian besar dipaÂsok dari Jakarta dan Sukabumi. Rata-rata sistem penjualan para pelaku biasanya jual putus atau bertransaksi tanpa saling bertemu. “Kita juga masing mengembangÂkan dari kasus-kasus tersebut untuk menÂgungkap jaringan pemasok narkoba yang keluar-masuk Bogor,†paparnya.
Yuni menambahkan, Bogor saat ini merupakan wilayah cukup potensial unÂtuk menjadi target penjualan dan tempat transit berbagai macam jenis narkoba. Jika terbukti, para tersangka akan dijerat denÂgan Pasal 114 dan atau Pasal 112 UU RI No 35/2009 tentang narkotika dengan ancaÂman penjara maksimal seumur hidup dan denda paling besar Rp 10 miliar.
Dalam kesempatan itu, sejumlah baÂrang bukti yang disita langsung dimusnaÂhakn dengan cara dibakar. Hadir juga dalam pemusnahan tersebut hadir juga Dandim 0621 Kabupaten Bogor, Kepala BNN Kabupaten Bogor dan Bupati Bogor Hj Nuhayanti.
(Rishad Noviansyah|Yuska Apitya) intennadya