headsot

Oleh : HARI PRIYADI *)

MENDUKUNG GREEN CITY

Gerakan hijaukan Kota Bogor ini sejalan dengan konsep The Green City yang diini­siasi oleh Walikota Bogor Dr. Bima Arya. Kon­sepnya adalah menciptakan lingkungan Kota Bogor yang sejuk dengan mengurangi tingkat pencemaran CO2 dari kendaraan bermotor.

Dengan melakukan penanaman pohon, berarti menambah jumlah pepohonan yang berfungsi sebagai penyerap gas pencemar udara atau gas rumah kaca seperti CO2, serta menghasilkan lebih banyak oksigen, dan men­jadikan Kota Bogor semakin asri, dipenuhi sat­wa seperti berbai jenis burung yang berkicau, serta memberikan perasaan nyaman bagi ke­jiwaan bila lingkungan dipenuhi pepohonan.

JENIS TANAMAN

Pemilihan jenis bibit merupakan hal yang penting dengan memperhatikan jenis tana­man apa yang bermanfaat sesuai lokasi tan­am, serta menghindari jenis-jenis tumbuhan dari luar Indonesia yang akan mengganggu habitat lingkungannya (jenis-jenis invasiv al­ien). Sedapat mungkin pohon yang ditanam adalah pohon khas Bogor (pala, kenari, men­teng), atau buah-buahan yang bisa dimanfaat­kan warga (durian, sirsak, manggis, manga, rambutan, jeruk, turi, coklat), yang dapat mencegah erosi namun juga bernilai ekonomi tinggi misalnya mahoni, memperindah taman misalnya pucuk merah.

BACA JUGA :  Rahasia Orang Jepang Miliki Kulit Mulus dengan Konsumsi Makanan Sehat Ini

Pohon Pala merupakan jenis tumbuhan yang bisa dijumpai di Bogor. Tanaman ini punya arti penting bagi Kota Bogor dan Indo­nesia pada umumnya. Hasil olahan pala yang dapat ditemui di tempat kuliner Bogor, mis­alnya manisan pala dan es pala.

BACA JUGA :  Warga Digegerkan Penemuan Jasad Korban Hanyut di Pamijahan 1 Bulan Lalu

Pala (Myristica fragrans) merupakan tum­buhan berupa pohon yang berasal dari kepu­lauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala menjadi rempah-rempah berharga dan mahal dalam masakan abad pertengahan Eropa sebagai pe­nyedap, obat, dan agen pengawet.

*) Hari Priyadi menyelesaikan Pendidikan S1 dari Fakultas Kehutanan IPB, International Master of Science Program di University Putra Malaysia, Meneruskan Pro­gram Doktor bidang Restorasi Sumberdaya Alam di Swed­ish University of Agricultural Sciences, SLU Swedia. Saat ini bekerja sebagai peneliti di CIFOR (Center for International Forestry Research) Bogor. E-mail:[email protected]

============================================================
============================================================
============================================================