ADA hubungan kuat antara sering mengaji dengan kebebasan diri. Semakin sering seseÂorang mengaji maka semakin terbebaslah dia dari kebodohan, keÂjumudan, kepicikan dan kesalahan duga atas apa yang terjadi di sekiÂtarnya. Ilmu pasti menerangi. Ilmu yang tidak menerangi pasti telah kehilangan minyak penyala yaitu keikhlasan.
Lihatlah wajah para pengajar dan pelajar. Datang dengan tersenyum pasti bercahaya. Mereka berharap tambahan ilmu dan keberkaÂhan ilmu. Siapa yang hadir ke majelis ilmu denÂgan muka dilipat bagai masuk ke sarang hariÂmau, maka dapat dipastikan bahwa dia datang masih dengan membawa hati yang tak bersih.
Orang yang sedang bersedih tentu boleh datang ke majelis ilmu, dengan catatan tidak berniat menularkan kesedihannya pada yang lain, dengan cara mengubah majelis taklim menjadi majelis gosip dan curhat. Sungguh sedih jika melihat majelis ilmu menjadi gaduh dengan bisik-bisik dan diskusi sendiri-sendiri. Majelis ilmu harus menjadi obat kehidupan dan penerang jalan menuju Allah. (*)