BUMN Adhi Karya (ADHI) ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana proyek dengan total kebutuhan investasi Rp24 triliun itu.
Oleh : YUSKA APITYA
Target pemerintah, proyek kereta cepat perkotaan seperti moda tren ini dapat dimulai pembanÂgunannya tepat pada 17 Agustus 2015,’’ kata Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian PerencaÂnaan Pembangunan Nasional/BappeÂnas, Dedy S Priatna di Jakarta, Senin (1/6/2015).
Dedy mengatakan, nantinya poÂsisi investor untuk pengadaan kereta itu bisa saja menjadi investor stratÂegis dalam pengadaan kereta itu atau hanya menjadi pemasok.
Hal itu, kata Dedy, tergantung oleh dana yang berhasil dihimpun Adhi melalui penerbitan saham baru (rights issue) dan Penyertaan Modal Negara. “Jika dananya mencukupi, Adhi bisa jalan sendiri (untuk pengadaan kereÂta). Investornya nanti bisa menjadi supplier (pemasok),†katanya.
Pemerintah juga berencana meliÂbatkan BUMN PT Inka dalam penÂgadaan kereta LRT ini. Semua pilihan itu masih dikaji, tergantung tipe kereÂta yang nantinya akan digunakan.
Adhi Karya juga sedang menÂunggu landasan hukum berupa PeraÂturan Presiden untuk pelaksanaan proyek ini.
Sementara terkait jalurnya, Dedy mengatakan pembangunan akan dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama dari rute Bekasi Timur, CiÂbubur, Cawang hingga Dukuh Atas. Rencananya, tahap pertama juga akan diikuti pembangunan rute dari Bogor, Cawang, hingga Dukuh Atas. “Tahap selanjutnya dari Tangerang,†kata Dedy.
Pemerintah menargetkan proyek ini dapat beroperasi pada 2018. Tidak Perlu Pembebasan Lahan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan pembanÂgunan jalur LRT itu tidak memerluÂkan pembebasan lahan karena akan memakai jalur tol.
Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan menyebutkan, panÂjang jalur LRT yang akan dibangun sekitar 72 kilometer. Sementara taÂrif yang akan dikenakan kepada peÂnumpang adalah Rp1.000 per kiloÂmeter. “Berarti kalau dari Cibubur – Cawang – Dukuh Atas kurang lebih 30 kilometer ya Rp30.000,†ujarnya, dikutip dari laman Sekretariat KabiÂnet. (/net)