Untitled-11Banyak cara pemerintah daerah mengubah wa­jah kota. Setiap daerah berbeda-beda. Mereka memiliki caranya sendi­ri-sendiri. Hal ini sangat bergantung pada cara memahami para Bupati atau Walikota terhadap mimpi sebagian besar warganya.

Walikota Bogor Dr Bima Arya Sugiarto punya pandangan yang berbeda dengan kebanyakan kepala daearah lain. Jika kepala daerah lain cenderung mengutamakan pemban­gunan fisik, maka Bima Arya lebih memikirkan bagaimana memban­gun kembali budaya dan karakter masyarakat Kota Bogor.

Sebagai putra Bogor asli, Bima Arya sangat paham sejarah masyarakat bekas pusat kerajaan Pakuan Pajajaran ini. Yaitu sebuah masyarakat yang sangat guyub, hangat, santun, menjunjung tinggi persaudaraan dan persahabatan, dan sangat mencintai lingkungan yang se­juk, asri dan nyaman. Itu sebabnya, Bogor pada masa Kerajaan Pakuan Pajajaran dijadikan pusat pemerin­tahan sekaligus pusat peristirahatan yang sangat nyaman. Begitu juga pada zaman kolonial Belanda, Bogor menjadi Buitenzorg, sebuah kawasan yang nyaman dan tenang, aman dan tenteram. Dan, para pembesar Belan­da menjadikan Bogor sebagai tempat peristirahatan.

BACA JUGA :  Punya Nangka Muda di Rumah? Mending Dibuat Ini

Pemahaman terhadap sejarah kenyamanan dan ketenangan Bogor itu pula, tampaknya yang membuat Bima Arya memilih membangun ta­man sebagai langkah awal mengubah atau lebih tepatnya merekonstruksi Kota Bogor yang sudah telanjur berantakan. ‘’Secara fisik, betul ta­man memang membuat wajah kota jauh lebih cantik. Dengan taman, kota jauh lebih hijau,’’ ujar Bima Arya kepada Bogor Today, Selasa (23/12/2015) malam.

Namun, jelas doktor Ilmu Politik Universitas Nasional Australia ini, secara non fisik, taman bukan hanya mempercantik kota. Bukan juga se­batas ruang terbuka hijau. ‘’Mem­bangun taman adalah membangun karakter dan kultur warga,’’ ujarnya.

Dalam bayangan Bima Arya, ta­man adalah tempat keluarga berceng­krama, taman tempat anak muda berkarya. ‘’Semakin luas ruang-ru­ang terbuka dan taman-taman, se­makin sempit ruang bagi anak muda untuk berprilaku negatif,’’ katanya.

Dengan semakin banyak taman yang indah, menurut Bima, semakin banyak pilihan bagi anak muda un­tuk salurkan enerji positifnya. Ber­kreasi dan berekspresi. ‘’Di taman keutuhan keluarga juga dirawat. Di taman kebersamaan keluarga terus dipelihara,’’ katanya.

BACA JUGA :  Pengurus BPPD Kota Bogor Dilantik, Bima Arya Beri Masukan Ini

Karena begitu tingginya makna taman bagi pembangunan Kota Bo­gor, maka menjadi kewajiban selu­ruh warga kota untuk menjaga, mer­awat, dan memfungsikannya sebagai arena dimana karakter dan budaya masyarakat dibangun melalui se­buah interaksi khas taman.

Menurut catatan Bogor Today, sam­pai akhir tahun 2015 ini tidak kurang dari 10 taman yang sudah rampung dan hampir rampung dibangun Pemkot Bo­gor. Diantaranya Taman Kencana, Ta­man Ekspresi, Taman Bogor, Taman Air Mancur, Taman Heulang, Taman Verti­kan Jembatan Merah, Taman Perangi­nan, Taman Hutan Kota Ahmad Yani, Skate Park, dan Taman Lodaya.

Agar taman ini benar-benar ber­fungsi sebagai arena pembangunan karakter dan budaya masyarakat Kota Bogor, menurut Bima, maka perlu pelibatan masyarakat dalam menjaga dan merawatnya. ‘’Pemerintah Kota Bogor akan terus merangkul komunitas-komunitas yang ada di masyarakat,’’ pungkas Bima.

(advertorial)

============================================================
============================================================
============================================================