JAKARTA -PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat penurunan laba bersih hingga 36% menjadi Rp 498 miliar di semester I-2016. EBITDA juga tercatat turun sebesar 15% year on year (yoy) menjadi Rp 1,2 triliun.
Meskipun labanya anjlok, perseÂroan membukukan pendapatan pada semester I-2016 tumbuh 8% yoy menÂjadi Rp 5,1 triliun.
“Ini untuk pertama kalinya kami mencapai Rp 5 triliun dalam periÂode enam bulan,†ujar Presiden DiÂrektur Perseroan Ketut Budi Wijaya dalam keterangan resminya, Senin (15/8/2016).
Penurunan kinerja perseroan ini terdampak dari melemahnya sekÂtor properti terutama disebabkan karena adanya ketidakpastian atas implementasi dan dampak tax amÂnesty ke sektor properti.
Pendapatan divisi Residential & Urban Development menurun sebeÂsar 16% yoy menjadi Rp 1,8 triliun, di mana pendapatan dari Townships naik sebesar 8% yoy menjadi Rp 1,2 triliun.
Pendapatan dari Large Scale Integrated Developments turun sebesar 41% yoy menjadi Rp 610 milÂiar di mana pengakuan pendapatan berdasarkan persentase penyelesaÂian konstruksi dari Kemang Village dan St Moritz, Jakarta, turun drastis dibandingkan dengan periode semesÂter pertama tahun 2015. Hal tersebut disebabkan oleh hampir selesainya pembangunan dan penyerahan unit hunian di kedua proyek tersebut.
Sementara itu, pendapatan reÂcurring LPKR terus menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, bertumbuh sebesar 26% yoy menÂjadi Rp 3,3 triliun, memberikan konÂtribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan LPKR yang didukung oleh pertumbuhan yang kuat dari diÂvisi Healthcare dan Mal.