BOGOR, TODAY – Masih koÂsongnya kursi Wakil Bupati BoÂgor, ditengarai akibat adanya konflik dalam tataran tinggi Partai Golkar dan PPP.
Itu diungkapkan Ketua DPC Partai Gerindra, Iwan Setiawan jika konflik tersebut secara tidak langsung juga berdampak pada konstelasi politik ditingÂkat daerah.
“Dari awal, Gerindra dan partai politik di luar Golkar dan PPP berharap, setelah revisi tatib disahkan gubernur, prosÂes pemilihan bisa segera dilakÂsanakan. Tapi sampai sekarang belum ada pertemuan lagi,†kata Iwan, Jumat (11/12/2015).
Wakil Ketua DPRD KabuÂpaten Bogor itu pun meminta kedua partai tersebut bersikap legowo. Ia pun mempersilahÂkan rekan dalam Koalisi KerÂahmatan untuk mengajukan calonnya.
“Tapi harus memenuhi syarat. Seperti bersedian munÂdur dari jabatan mereka saat ini. Kan itu aturannya,†kata Iwan.
Sementara Ketua Fraksi Demokrat, M Hanafi menÂgungkapkan jika pengisian kusi F2 cukup mendesak kaÂrena pihaknya menilai Bupati Nurhayanti kelelahan menjalanÂkan roda pemerintahannya.
“Iya jadi musti ada penÂdamping untuk meringankan beban beliau dalam memÂbuat keputusan dan melayani masyarakat,†kata mantan Ketua DPRD Kabupaten Bogor periode 2009-2014 itu.
Ia pun menegaskan agar parpol anggota Koalisi KerahÂmatan untuk menanggalkan ego kelompoknya dan lebih mementingkan kepentingan daerah.
“Ini merupakan aspirasi dari warga Kabupaten BoÂgor. Dan bukan hanya kader Demokrat. Tapi juga dari partai lainnya,†kata Hanafi.
Siapapun yang terpilih, kata Hanafi, partainya siap mendukung yang nantinya menjadi pendamping nenek dua cucu itu.
“Koalisi Kerahmatan janÂgan menyandera kepentingan rakyat. Kami ikhlas dan akan mendukung penuh siapapun yang nantinya terpilih,†pungÂkasnya.
(Rishad Noviansyah)