bahagia-fotoOleh: Bahagia, SP., MSc. Alumni Fakultas Pertanian UGM dan Sedang Menempuh Program Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB dan Dosen Tetap Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Kehidupan perkotaan sangat terancam dengan derasnya pembangunan. Orang perdesaan makin banyak yang pindah ke perkotaan. Kota-kota besar tanah air makin padat penduduk. Pertambahan penduduk yang pindah ke perkotaan membuat lingkungan makin rusak. Berbarengan dengan peningkatan konsumsi kendaraan sehingga meningkatkan karbondioksida (CO2). Sisi yang lain manusia tidak bisa terlepas dari kendaraan bermotor.
Kedua, kota sedang dihadapkan dengan persoalan sampah. Jumlah sampah hingga kini tidak bisa diselesaikan. Setiap bulan dan tahun jumlah sampah makin banyak. Tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir sampah makin sudah hampir setinggi bukit. Jika dibiarkan lagi tumpukan sampah bisa sama dengan tingginya pegunungan. Ketiga, perkotaan dihadapkan oleh persolan pembangunan tanpa perencanaan.
Pembangunan ini disebut sebagai pembangunan yang plin plan dalam perencanaan. Pohon-pohon dipinggir jalan akhirnya ditebang habis. Selain itu, penggusuran hebat pada kawasan perkotaan tidak terhindarkan sehingga menyebabkan konflik sosial. Kelima, kelangkaan air bersih. Sampah perkotaan makin banyak, pembuangan tinja manusia juga bertambah banyak dan kandungan pestisida makin banyak masuk kedalam tanah.
Jarak sumur warga dengan tempat pembagunan kotoran sangat dekat. Air rawan tercemar dari kotoran sendiri. Selain itu, limbah industri makin banyak terbuang ke sungai. Bersama dengan meningkatnya jumlah industri yang terbangun diperkotaan. Selain air tercemar, air dibumi makin langka karena terjadi ekploitasi bersifat destruktif terhadap air pada kawasan pegunungan. Air dipegunungan akhirnya di ekploitasi secara bersar-besaran.
Air yang diambil bukan lagi air permukaan tetapi air bawah tanah. Perlahan-lahan air pegunungan habis lantaran hutan dan alihfungsi lahan pada kawasan pegunungan. Kondisi penduduk kota benar-benar dalam keadaan gawat darutat. Untuk mengatasi masalah perkotaan ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, perencanaan perkotaan harus jelas. Terutama dalam mengatur zonasi dan peruntukan ruang.
Pembangunan kota tanah air sangat lemah dalam pengaturan zonasi. Perkotaan tidak jelas mana kawasan untuk kawasan hijau, kawasan pabrik, dan mana yang digunakan untuk kawasan pertanian. Kawasan nampak dicampur aduk. Industri berada pada kawasan permukiman. Limbah industri pasti masuk ke warga. Pembangunan industripun tidak dihentikan. Dianggap industri kapitalis sebagai solusi untuk menampung semua warga yang menganggur.
Padahal hanya segelintir orang yang dapat bekerja disitu dengan persyaratan yang sulit. Sejatinya Badan Perencanan Daerah Bapeda memberikan solusi melalui penataan ruang yang baik. Industri yang terlanjur dibangun diberikan arahan agar tidak membuang limbah pada tanah. Nanti bisa masuk ke sumur warga. Alangkah baiknya lagi diberikan pilihan. Pindahkan khusus pada kawasan Industri.
Pilihan lain juga bisa ditawarkan seperti diberikan sosialisasi untuk dipindahkan. Solusi ini dapat menemui jalan buntu kalau kesepakatan gagal tercapai. Sekarang terserah pemerintah. Apakah lebih memilih agar masyarakat sehat dan bebas limbah atau ingin mereka terkena zat pencemaran. Serahkan sepenuhnya kepada masyarakat kalau mereka masih tetap tinggal disana atas keinginan mereka maka biarkanlah mereka tinggal disana.
Baiknya, penataan ruang dan pelaksanaan pembangunan harus dikaji secara benar. Terutama dampak sosial dan ekologis dari pembangunan. Masyarakat kadang dilupakan dalam membuat keputusan. Masyarakat kadang terkejut dengan keputusan pihak tertentu. Tiba-tiba industri sudah dibangun ditengah-tengah masyarakat. Kodisi ini membuat sulit penataan ekologis. Di perkotaan juga sering kita lihat perluasan jalan raya.
Perluasan tidak ramah sosial dan ekologis. Pelaksanaan dengan cara menggusur rumah warga. Perencanaan seperti ini termasuk perencanaan yang sangat plin plan. Mengapa tidak dari dulu saja direncanakan dengan baik. Jangan juga terus memperluas jalannya. Benahi angkutan publik agar ramah alam sehingga tidak menyisakan banyak emisi. Pemerintah dapat melakukan uji emisi secara terus menerus sampai warga tertib emisi.
Pelaksanaanya belum optimal. Seperti masih menunggu bencana dimana manusia tidak bisa bernafas dulu. Barulah intensitas uji emisi kendaraan dilakukan lagi. Kesannya tidak konsisten dalam pelaksanaan. Kendaraan akhirnya makin banyak yang tidak ramah alam. Banyak juga kendaraan publik yang tidak layak jalan namun beroperasi diperkotaan. Udara akhirnya tidak sehat karena buangan emisi dari kendaraan. Disini perlu adanya aturan pemerintah daerah.
Demi mengurangi emisi karbondioksida buatkan kebijakan agar seluruh pegawai negeri naik angkutan umum. Biar lebih dekat kepada masyarakat dan mudah melayani masyarakat. Jangan masyarakat naik angkutan publik malah kepala dinas dan pejabat daerah serta kota naik mobil mewah. Hal ini tidak adil. Demi kelestarian lingkungan, mereka harus naik kendaraan publik. Mereka harus ingat. Mereka pelayan rakyat. Uang yang dimakan uang dari rakyat.
Realisasi kebijakan ini dapat menghemat bahan bakar minyak. Pertambangan minyak dapat dibatasi. Kota akhirnya tidak banyak kabondioksida. Kemudian manusia perkotaan harus pandai secara sosial. Masyakat tidak perlu beli mobil besar untk kemudian dipakai diperkotaan. Buat apa juga beli kendaraan dengan cc sampai 250 cc dan mobil ukuran besar. Pandai-pandailah dikota sebab ruang untuk parkir mobil jadi semakin sulit.
Kendaraan besar seperti kendaraan bermotor juga boros dalam pemakasian ruang. Tempat parkir penuh dan sumpek. Tambah lagi boros bahan bakar minyak. Mobil yang boros menyebabkan buangan gas emisi sangat tinggi. Terakhir, untuk menangani sampah harus dikelola mulai dari pasar hingga sampai ke masyarakat. Saat dioasar langsung dipilih mana sampah sayuran yang dapat digunakan untuk pakan ternak dan mana yang apat didaur ulang. Akhirnya sampah yang ada dipasar tidak ada yang terbuang.Sedangkan sampah pada lingkungan warga harus dipilih dan dipilah.
Bedakan jelas mana sampah organik dan an-organik. Kemudian angkut sebelum membusuk. Biasanya sampah dibiarkan saja hingga busuk baru diangkut. Dinas kebersihan harus mendatangi satu persatu rumah warga untuk mengambil sampah warga. Kalau tidak mau maka buatkan pabrik pengomposan. Hubungkan dengan pertanian dan ternak. Sampah dapat diminimalkan. Daging akhirnya terpenuhi dan produksi pertanian dapat memenuhi pangan penduduk
BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR
============================================================
============================================================
============================================================