JAKARTA TODAY- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) perlu membenahi sistem penilaian karya ilmiah para dosen. Hal ini, agar tepat untuk dikategorikan dalam indeks “schopus” atau jurnal berstandar internasional.

Muhammad Ridwan, salah seorang akademisi di Medan mengatakan, hampir semua dosen di Tanah Air memiliki niat untuk membuat jurnal berstandar internasional. Selain dapat mempengaruhi golongan dan kepangkatan, keberhasilan membuat jurnal berstandar internasional tersebut juga membuat peluang seorang dosen menjadi guru besar (profesor).

BACA JUGA :  SBR 'Manifesting The Future', Pamerkan Karya Seni Siswa Penuh Filosofi

“Namun dengan kondisi saat ini, banyak dosen yang enggan membuat karya ilmiah yang didaftarkan guna mendapatkan indeks schopus karena kendala dalam penilaian di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,” ujarnya, Ahad (9/7).

BACA JUGA :  Dedie Rachim Apresiasi Renovasi MCK SDN Semeru 6 Kota Bogor

Hal itu disebabkan pejabat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang menangani penilaian indeks schopus itu sering tidak satu pemahaman, bahkan kurang memiliki kompetensi. Menurutnya, banyak yang tidak paham tentang jurnal internasional, bahkan mereka belum pernah menerbitkan jurnal internasional yang tidak terindeks schopus.

============================================================
============================================================
============================================================