BANDUNG TODAY- Terkait presentasi jumlah disabilitas yang sudah terfasilitasi secara nasional baru sekitar 4 sampai 5 persen dari total populasi yang ada, Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisetdikti) tahun ini menggulirkan seribu beasiswa bagi kaum disabilitas.

 Hal itu diungkapkan Kasubdit pembelajaran khusus Kemenristekdikti, Ridwan Roy Tutupoho saat menghadiri acara Bimtek Tutor Pendidikan Khusus yang digelar Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisetdikti) melalui Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Subdit Pembelajaran Khusus di Hotel Sabda Alam Garut, Jumat (28/4/2017). “Tentu saja kita tidak bicara besar kecil dalam konteks ini, melainkan bicara keadilan bagi warga negara yang hak menerima pendidikan tanpa membeda bedakan disabilitas atau bukan,” katanya.

Menurut Ridwan, seribu beasiswa tersebut sebagai upaya merangsang minat para penyandang disabilitas untuk mau meneruskan pendidikan tinggi. “Dengan penguatan regulasi yang telah kita revisi diharapkan akan ada peningkatan penerimaan mahasiswa baru dari kalangan disabilitas,” katanya.

BACA JUGA :  Dedie Rachim Apresiasi Renovasi MCK SDN Semeru 6 Kota Bogor

Sementara Bimtek Tutor Pendidikan Khusus yang diikuti sedikitnya 50 orang peserta dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Jawa Barat dan Banten itu akan berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (28-29/4/2017) di Hotel Sabda Alam Garut. “Kita sudah punya permendikbud no 46 tahun  2014, sudah kita siapkan meskitahun 2015 ada perubahan kebijakan sehingga perlu direvisi sejalan dengan perubahan paradigma di Kementrian,” katanya Jumat (28/4/2017).

BACA JUGA :  Dedie Rachim Apresiasi Renovasi MCK SDN Semeru 6 Kota Bogor

Menurut Ridwan, dengan panduan yang ada semua penyelenggara pendidikan tinggi secara seragam dapat melaksanakan secara bersamaan tentang kesetaraan bagi kaum Disabilitas. “Kita ingin semua ada kesadaran secara menyeluruh karena penyandang disabilitas ini sangat sensitif dan belum banyak perguruan tinggi yang peduli dengan kaum disabilitas. Makanya dengan regulasi yang ada suka tidak suka universitas harus bersedia menerima penyandang disabilitas,” pungkasnya.(Yuska Apitya)

============================================================
============================================================
============================================================