PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) mengumumkan susunan kepengurusan tingkat pusat yang baru di bawah kepemimpinan Presiden PKS Sohibul Iman, kemarin. Sekarang, hanya ada satu Wakil Sekretaris Jenderal PKS.
RISHAD NOVIANSYAH|YUSKA APITYA
[email protected]
Susunan kepengurusan 2015- 2020 ini dibacakan di forum Musyawarah Nasional ke-4, di Hotel Bumi Wiyata, Jl MargonÂda Raya, Depok, Jawa Barat, Senin (14/9/2015). Tak ada nama Fahri Hamzah di susunan kepengurusan yang dibacakan. Setelah sebelumnya PKS memiliki empat Wasekjen, yang dua di antaranya adalah Fahri Hamzah dan Mahfudz Siddiq, kini PKS hanya memiliki satu Wasekjen, yakni MardaÂni Ali Sera yang juga membacakan kepengurusan ini dari atas panggung.
Usai dibacakan, mereka secara simbolik menyepakati komitmen yang dibacakan oleh Sohibul. Salah satu komitmennya adalah soal antikorupsi.
Balairung Budi Utomo Hotel ini menjadi saksi keputusan berdasarÂkan Anggaran Dasar PKS dan Surat Keputusan Majelis Syuro Nomor 04/f/ mspks/X/1436HijriyahPKS ini. KeputuÂsan ditandatangani oleh Ketua MajeÂlis Syuro Salim Segaf Al Jufri pada 10 Agustus 2015 atau 25 Syawal 1436 HiÂjriyah. Berikut adalah susunan kepenÂgurusannya dari unsur ketua (tak terÂmasuk anggota).
Hidupkan Semangat Lama
PKS juga berkomitmen mengÂhidupkan tradisi lama yang sempat hilang, yaitu Galibu, alias gerakan lima ribu yang dimodifikasi menjadi gerakan lima puluh ribu. Galibu unÂtuk Munas ke-4 kali ini berhasil menÂgumpulkan dana sebanyak Rp 1,2 miliar. “Galibu kita kemarin berhasil terkumpul Rp 1,2 miliar,†kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid saat dihubungi detikcom, Senin (14/9/2015).
Galibu adalah gerakan urunan duit untuk acara-acara PKS. Gerakan ini hidup di zaman kepemimpinan Tifatul Sembiring. Kader, pengurus, dan simÂpatisan dipersilakan memberi sumÂbangsih dengan nilai minimal Rp 50 ribu. Namun tak sedikit yang memberi lebih dari lima puluh ribu. “Ada yang Rp 100 ribu, ada yang Rp 1 juta, ada yang Rp 10 juta, macam-macam,†ujar Wakil Ketua MPR ini.
Hidayat mengatakan saat ini PKS memang sedang memutar balik unÂtuk kembali ke jati diri sebagai partai dakwah. Semangat gotong royong dikÂedepankan, tradisi yang menjaga keÂkompakan akan dihidupkan dan diperÂtahankan. “Kita ingin menunjukkan, ketika pergantian kepemimpinan, kita lalui tanpa ada radikalisme. Sehingga akan menjadi bukti bahwa partai ini bisa berjalan dengan demokrasi yang berkualitas, tanpa ada radikalisme,†pungkas eks Presiden PKS ini.
Presiden PKS Sohibul Iman menyÂampaikan pidato politik perdananya di Munas ke-4. Salah satu poin utama piÂdato Sohibul adalah mengajak seluruh kader mengembalikan PKS ke jati diri semula sebagai partai dakwah. Dalam pidatonya, Sohibul Iman menekankan agar PKS kembali ke jati diri semula. PKS bukan saja partai politik, namun punya misi sebagai partai dakwah, dalam pengertian melakukan islah atau turut berkontribusi mereformasi kehidupan bangsa dan negara. “Kita harus terus memperbaiki diri, kembali ke jargon bersih peduli dan profesionÂal, agar kepercayaan publik kembali pulih seperti semula. Simpati publik mesti direbut kembaliâ€, ujar Sohibul di arena Munas ke-4 PKS di Hotel Bumi Wiyata, Jl Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin (14/9/2015).
Sohibul juga mengajak seluruh pengurus dan kader-kader PKS aktif berkontribusi memberikan solusi bagi berbagai macam permasalahan bangÂsa. Kader-kader PKS harus jadi agen peÂrubahan yang hadir di tengah-tengah masyarakat. “PKS juga harus melakuÂkan edukasi politik ke masyarakat dan secara nasional berperan dalam menÂguatkan konsolidasi demokrasi IndoÂnesia,†ujar Wakil Ketua Komisi X ini.
Selain merumuskan visi ke depan, Munas ke-4 PKS juga akan mengukuhÂkan kepengurusan baru masa khidmat 2015-2020. Ada yang menarik perhaÂtian dari susunan pengurus baru PKS, sejumlah loyalis Anis Matta yang dikeÂnal dekat dengan eks Presiden PKS itu tak masuk kepengurusan, seperti Fahri Hamzah dan Mahfudz Siddiq.
PKS juga sepertinya memang suÂdah mengarah untuk kembali sepÂerti dulu. Salah satu tradisi lama yang kembali dihidupkan adalah Galibu, alias Gerakan Lima Ribu, yang dimodiÂfikasi menjadi Gerakan Lima Puluh Ribu. Gerakan tersebut adalah upaya pengumpulan dana dari pengurus dan kader PKS. (net)