JAKARTA TODAY- USAID melalui program PRIORITAS baru saja merilis hasil studi Supply and Demand (suplai dan kebutuhan) Guru Kelas Baru di Sekolah Dasar (SD). Studi ini ditujukan membantu Kemenristekdikti dan Kemendikbud menganalisis cara untuk memperkecil kesenjangan antara menyiapkan suplai dan kebutuhan guru kelas SD. “Hasil studi ini sudah kami rilis di Jakarta. Melalui studi ini, kita bisa melihat berapa besar seharusnya jumlah tamatan program PGSD LPTK agar bisa diserap oleh sekolah. Kami melakukan studi selama 18 bulan dengan melibatkan ahli tata kelola dan manajemen pendidikan,” terang juru bicara USAID PRIORITAS Sumut Erix Hutasoit, Sabtu (29/4).

Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston, mengatakan berdasar data Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015, Indonesia masih kekurangan guru kelas PNS sebesar 282.224 guru. Namun jumlah ini belum memasukkan guru bukan PNS atau guru honor. Jika data guru bukan PNS ikut dihitung, maka ada kelebihan 82.245 guru kelas. Sementara itu pada tahun yang sama, sebanyak 415 lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK), akan meluluskan 91.247 orang dari Program PGSD. Itu artinya sampai 2025, diproyeksikan lulusan Program PGSD mencapai 444.551 lulusan. ”Dengan mengetahui data guru kelas di sekolah dasar maka LPTK dapat mempertimbangkan kuota mahasiswanya sesuai kebutuhan guru kelas baru di sekolah dasar,” katanya.

============================================================
============================================================
============================================================