BOGOR, TODAY – Kesejahteraan guru honorer hingga kini maÂsih dipertanyakan. Mereka yang sudah mengabdi di sekolah selama bertahun-tahun, masih belum mendapatkan gaji yang sesuai. Wajar, jika sejumlah guru honorer memilih mencari penghasilan tambahan dengan membuka bisnis sampingan demi mencukupi biaya hidup keluarganya.
“Untuk kesejahteraan memang jauh dibandingkan dengan karyawan di perusahaan swasta. Jadi jangan heran kalau banÂyak guru honorer yang mempunyai bisnis sampingan untuk menopang kebutuhan hidupnya,†tutur Yoesi Ika Fiandarti, Guru Bimbingan Karir Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Bogor.
Yoesi mengungkapkan, karyawan swasta yang lulusan SMA/SMK menggunakan standar UMR untuk mendapatkan gaji. Sedangkan, dunia guru tidak mengenal istilah UMR. “Untuk masalah honor, dimana-mana yang namanya honorer apalagi di sekolah negeri harus siap-siap menÂgabdi,†ucap Yoesi.
Menurutnya, nominal honor terganÂtung jam pelajaran yang diambil guru. “Jadi beragam nominalnya,†jelas waniÂta lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Namun, Yoesi menegaskan bahÂwa tidak ada diskriminasi bagi guru honorer di sekolahnya. “Kami diperlakukan sama posisinya sebagai guru, tidak dibedakan antara PNS dan honorer. Saya kurang hapal jumlah keseluÂruhan guru honorer di SMKN 1 Bogor. Tapi, yang pasti di sekolah kami tidak ada disÂkriminasi terhadap guru honÂorer,†ujarnya.
(Latifa Fitria)