NEW YROK TODAYÂ – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangÂsa (PBB), Ban Ki Moon, mengecam keras uji coba bom hidrogen Korea Utara (Korut). Sekjen Ban menyeruÂkan kepada Korut untuk menghenÂtikan seluruh aktivitas nuklirnya.
“Saya mengecamnya dengan keras. Saya meminta DPRK (KoÂrut) untuk menghentikan aktivitas nuklir di masa mendatang,†tegas Sekjen Ban kepada wartawan sepÂerti dilansir AFP, Kamis (7/1/2016).
Otoritas Korut mengklaim berÂhasil melakukan uji coba bom hiÂdrogen pada Rabu (6/1) pagi waktu setempat. Klaim ini mengejutkan banyak pihak namun menuai keraÂguan. Amerika Serikat menyebut analisis awal dan bukti yang ada tiÂdak konsisten dengan klaim Korut.
Sekjen Ban menyebut uji coba Korut ini sangat mengganggu dan jelas-jelas berdampak pada stabiliÂtas keamanan kawasan. DitekankÂan oleh Sekjen Ban, Korut telah melakukan pelanggaran resolusi DeÂwan Keamanan PBB yang melarang negara itu terlibat aktivitas nuklir.
Tiga kali uji coba nuklir yang dilakukan Korut pada tahun 2006, 2009 dan 2013 lalu juga menuai sanksi PBB. Kecaman terhadap KoÂrut tidak hanya datang dari negara tetangga seperti Korsel, Jepang dan China, namun juga dari negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat. Uji coba yang dilakukan KoÂrut ini dianggap sebagai ancaman besar bagi keamanan kawasan Asia Timur.
AS dan Korsel bahkan berjanji akan memberikan sanksi paling kuat dan komprehensif terhadap Korut. Negara-negara anggota DeÂwan Keamanan PBB menggelar rapat darurat untuk membahas KoÂrut pada Rabu (6/1) waktu setempat.
Bom hidrogen yang diklaim berÂhasil diuji coba oleh Korut meruÂpakan jenis paling kuat dari bom nuklir. Disebut kekuatannya nyaris 1.000 kali lebih menghancurkan dari bom nuklir biasa. Sebuah bom hidrogen atau perangkat termonukÂlir, menggunakan fusi dalam reaksi berantai yang menghasilkan ledaÂkan yang jauh lebih kuat.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-Hye berjanji akan memberikan sanksi paling kuat dan komprehensif terÂhadap Korea Utara (Korut). Hal ini disampaikan terkait uji coba nuklir yang kembali dilakukan Korut unÂtuk keempat kalinya.
Obama dan Park melakukan pembicaraan via telepon pada KaÂmis (7/1) ini guna membahas klaim Korut tersebut. Kantor kepresideÂnan Park menyatakan, percakapan tersebut berlangsung sekitar 20 menit.
“Presiden Obama menekankan perlunya sanksi-sanksi paling kuat dan komprehensif dan menyatakan dia akan berkoordinasi secara erat dengan Korsel guna mencapai tuÂjuan ini,†demikian statemen kanÂtor kepresidenan Korsel seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/1/2016). “Kedua pemimpin juga sepakat bahwa Korut harus meneÂbus dengan semestinya atas uji coba nuklir terbaru dan bersumpah akan bekerja sama dengan erat demi diÂadopsinya resolusi kuat di Dewan Keamanan PBB,†demikian disamÂpaikan.
(Yuska Apitya/net)