TEMUAN daging oplosan babi di Pasar Anyar Kota Bogor kemarin menjadi preseden buruk bagaimana kotornya perputaran pangan di negeri ini. Ini memang bukan fenomena baru karena hingga hari ini harga daging sapi masih mahal.

Tingkat konsumsi masyarakat terhadap dag­ing sapi memang tinggi. Meningkatnya kebutu­han masyarakat akan daging sapi ini tentu akan mendongkrak pula harga jual komoditas yang satu ini. Hukum pasar pun tak bisa terelakkan bila permintaan masyarakat tinggi. Selain hu­kum pasar berlaku, biasanya kondisi tersebut dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang mencari keuntungan pribadi dengan melang­gar aturan hukum yang ada.

BACA JUGA :  KUSTA, KENALI PENYAKITNYA RANGKUL PENDERITANYA

Kasus penjualan daging babi hutan (celeng) kerap kali ditemukan di sejumlah daerah di tanah air. Hewan yang harap dikonsumsi oleh umat Islam ternyata dijadikan komoditas oleh para penjahat untuk meraup keuntungan. Dag­ing celeng ini dicampur atau dioplos dengan daging sapi untuk kemudian dijual bebas di pas­aran. Masyarakat yang tak jeli dan tak tahu akan ciri-ciri daging celeng ini pun akan menjadi ko­rban. Kasus terakhir yang berhasil dibongkar polisi adanya sindikat pengoplos daging celeng dengan daging sapi di wilayah hukum Polres Bandung. Polisi berhasil menangkap suppli­yer daging celeng yang biasa mengirim ke para pedagang di pasar. Tak hanya suppliyer, polisi pun meringkus pedagang di pasar tradisional yang tega mencampur daging celeng dengan daging sapi.

============================================================
============================================================
============================================================