IMG-20150828-WA0003SELAKU mahasiswa yang memang concern di bidang pangan maka pada kesempatan ini saya mecoba membahas tentang bagaimana cara mencegah keracunan pangan dengan teknik pengawetan sederhana yang benar menurut kajian ilmu dibidang pangan.

Oleh: HARI SAKTI RAMADHAN
Mahasiswa IPB jurusan Teknologi Pangan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting nih dalam kehidupan ma­nusia. Pengawetan ba­han makanan umumnya mempu­nyai interelasi terhadap keamanan pangan di masyarakat.

Banyak kasus keracunan makanan yang terjadi dimasyarakat saat ini mengindikasikan adanya kesalahan yang dilakukan ma­syarakat dalam mengawetkan ba­han makanan yang dikonsumsi.

Dewasa ini, umumnya tempat-tempat seperti warung nasi banyak meyimpan makanannya dalam kondisi suhu ruang, padahal jika kalian tahu bahwa penyimpanan makanan di suhu ruang dapat me­nimbulkan tumbuhnya mikroor­ganisme penyebab keracunan.

Oleh karena itu, seharusnya makanan tidak disimpan pada daerah yang disebut Danger Zone (5 oC -60oC) karena suhu di range tersebut merupakan kondisi op­timum mikroorganisme dapat tumbuh dengan cepat.

Lalu ditambah pula dengan maraknya penggunaan berbagai bahan tambahan makanan yang seharusnya tidak layak dikonsum­si dengan dalih untuk menam­bah rasa dan keawetan makanan malah tidak mempedulikan efek samping yang akan merugikan kesehatan masyarakat.

Hal inilah yang mendorong diperlukannya langkah preven­tif untuk mencegah keracunan dengan menggunakan teknik pengawetan makanan yang benar secara sederhana.

BACA JUGA :  KUSTA, KENALI PENYAKITNYA RANGKUL PENDERITANYA

Pengawetan pada dasarnya dilakukan untuk memperpanjang umur simpan produk pangan. Nah berdasarkan target waktu pengawetan, maka pengawetan ini dapat bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Makanan yang diawetkan bisa disimpan selama berhari-hari bahkan ber­bulan-bulan.

Cara pengawetan juga terbagi menjadi dua cara yaitu pengawetan pada suhu tinggi dan suhu rendah. Nah pengawetan jangka pendek ini dapat dilakukan dengan penggunaan suhu rendah.

Tujuan penggunaan suhu ren­dah untuk memperlambat laju reaksi kimia, reaksi enzimatis dan pertumbuhan mikroorganisme tanpa menyebabkan kerusakan produk itu sendiri.

Pengawetan makanan pada suhu rendah dibedakkan atas dua cara yaitu pendinginan (cooling) dan pembekuan (freezing). Pendinginan itu penyimpanan makanan pada suhu diatas titik beku air (0oC) sedangkan pembekuan yaitu penyimpanan makanan di bawah titik beku air (0oC).

Perbedaan kedua proses tersebut itu yakni pendinginan biasanya dapat memperpanjang masa simpan bahan pangan se­lama beberapa hari atau minggu sedangkan pembekuan bisa ber­tahan lebih lama lagi yaitu sam­pai beberapa bulan. Alat yang bi­asa dipakai yaitu refrigerator atau biasa disebut kulkas.

Contohnya jikalau ingin me­nyimpan daging selama beberapa hari maka harus segera didinginkan sampai suhu dibawah 4oC, tetapi jika ingin disimpan dalam waktu yang lebih lama maka daging segera dibekukukan pada suhu -18oC sampai -23oC.

BACA JUGA :  KUSTA, KENALI PENYAKITNYA RANGKUL PENDERITANYA

Berbeda halnya dengan ikan, karena ikan lebih cepat membu­suk daripada daging, terutama karena adanya kotoran-kotoran pada isi perut ikan yang menjadi sumber mikroba pembusuk.

Oleh karena itu untuk meyimpan ikan dianjurkan untuk menggunakan cara pembekuan ketimbang pendinginan

Lalu setelah pengawetan jangka pendek ada pula pengawetan jangka panjang. Ada ber­bagai cara untuk pengawetan jangka panjang ini yaitu dengan cara pemanasan, pengeringan, dan pemvakuman.

Pemanasan dilakukan untuk mencegah rekontaminasi dan dapat menghambat/merusak mikroorganisme dan enzim.

Contohnya saja yang di­lakukan oleh restoran siap saji. Mereka selalu mengatur kondisi makanan di suhu 60oC, yaitu dengan cara meletakkannya di alat pemanas agar makanan tetap hangat dan tidak berada pada daerah danger zone (5 oC -60oC).

Lalu selain itu, penggunaan gula dan garam dengan konsen­trasi yang tinggi juga bisa meng­hambat pertumbuhan mikroorganisme seperti yang dilakukan pada pembuatan jeli dan den­deng sehingga makanan menjadi lebih awet.

Pengawet alami seperti asam asetat dan asam laktat juga dapat mengahambat mikroorganisme pembusuk. (*)

============================================================
============================================================
============================================================