JAKARTA TODAY- Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, laju inflasi pada April mendatang akan ditentukan oleh kemampuan pemerintah dalam menciptakan kestabilan harga cabai merah dan bawang merah. Harga dua komoditas tersebut perlu dikendalikan untuk meredam dampak tarif dasar listrik (TDL) pelanggan 900 voltampere (VA) yang sudah naik lebih dulu.

“(Inflasi) di April saya kira moderat tapi kita lihat, tergantung harga cabai merah dan bawang merah masih naik atau tidak,” ujar Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantornya, Senin (3/4).

Sasmito menjelaskan, sejumlah harga komoditas pangan sebetulnya mengalami penurunan di Maret lalu lantaran derasnya hasil panen petani sehingga ketersediaan pasokan berhasil mengerek harga pangan. Hasilnya, gejolak harga pangan (volatile foods) mengalami deflasi pada Maret lalu.

BACA JUGA :  Cek Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Kamis 18 April 2024

Bahkan, harga cabai merah yang dalam beberapa bulan terakhir masih di atas langit, mampu ditaklukkan pemerintah dan mencatatkan deflasi pada bulan lalu. Namun, harga bawang merah masih tercatat mengalami inflasi sehingga menjadi tantangan bagi pemerintah untuk membuatnya menjadi stabil. Bila harga dan pasokan kedua komoditas pangan tersebut bisa dijaga, Sasmito menilai pemerintah akan mampu menetralisir kontribusi yang besar dari komponen tingkat harga yang diatur oleh pemerintah (administered price). “Kalau kontribusi administered price bisa dikalahkan lagi di bulan April, kita harapkan inflasi April lebih rendah,” kata Sasmito.
Risiko Tarif Listrik
Sebab, selain cabai merah dan bawang merah, komoditas pangan lainnya, seperti beras, bawang putih, dan ikan segar memiliki kecukupan pasokan dan diperkirakan harganya masih stabil hingga penghujung April. Hanya saja, dari sisi administered price disebut Sasmito akan kembali besar kontribusinya di April mendatang karena adanya kenaikan TDL 900 VA pada Mei mendatang.

BACA JUGA :  Minuman Segar dengan Es Madu Lemon Blewah yang Enak Dinikmati saat Cuaca Panas

Artinya, pengguna listrik 900 VA pra-bayar harus menyediakan pulsa token listrik berlebih untuk kebutuhan listrik di bulan Mei. Bahkan, Sasmito memperkirakan, jumlah pengguna layanan listrik pra-bayar yang terkena dampak kenaikan tarif akan lebih besar. “Di Maret sebanyak 12,26 persen (jumlah pengguna yang terkena kenaikan tarif). Nanti, di April sekitar 17 persen lebih tinggi terkena dampak (kenaikan) listriknya,” imbuh Sasmito.

Oleh karenanya, BPS menyebutkan bahwa pemerintah harus menyiapkan sejumlah kebijakan yang mampu kembali mengontrol volatile foods untuk mengimbangi adminstered price.

============================================================
============================================================
============================================================