VATIKAN TODAY – Bunda Teresa dari Kalkutta, biarawati yang meng­abdikan hidupnya untuk membantu warga miskin, akan ditetapkan seb­agai santa oleh Gereja Katolik Roma pada upacara pada 4 September mendatang.

Paus Fransiskus mengumum­kan rencana ini kemarin. Sejak De­sember lalu, Paus membuka jalan menuju penetapan Santa bagi tokoh peraih Nobel Perdamaian yang me­ninggal tahun 1997 pada usia 87 ta­hun itu.

Bunda Teresa terlahir dengan nama Agnese Gonxha Bojaxhiu dari orang tua asal Albania pada 1910 di wilayah yang kini disebut Makedo­nia. Bunda Teresa menjadi tokoh internasional yang terkenal, namun juga sempat dituduh sebagai tokoh yang mencoba memaksa masyarakat untuk menganut kepercayaan Kris­tiani.

Paus Fransiskus yang juga ber­fokus kepada nasib kaum papa dalam masa kepausannya, berniat untuk menetapkan Bunda Teresa sebagai Santa selama Tahun Suci saat ini.

Vatikan menyatakan upacara ritual penetapan Santa akan berlang­sung di Vatikan, sehingga memu­puskan harapan warga India bahwa Paus akan mengunjungi negara itu. “Saya menunggu berita gembira ini dan saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada Tuhan bahwa hal ini terjadi pada masa saya hidup,” kata Sunita Kumar, juru bicara Mision­aris Cinta Kasih, orde biarawati yang didirikan Bunda Teresa pada 1950 untuk membantu warga miskin di jalan-jalan Kolkata.

Orde itu kemudian menyebar ke seluruh dunia. Berkat upayanya membantu warga miskin, Bunda Te­resa meraih penghargaan Nobel Per­damaian pada 1979.

Paus Yohanes Paulus II membuka prosedur yang memungkinan Bunda Teresa ditetapkan sebagai Santa dua tahun setelah kematiannya. Biasan­ya, proses penetapan Santa dapat dimulai lima tahun setelah kematian sang tokoh yang akan ditetapkan.

Bunda Teresa dibeatifikasi pada 2003, hanya enam tahun setelah ke­matiannya. Beatifikasi merupakan tahap pertama dalam proses untuk menetapkan seseorang yang telah mati menjadi Santa di Gereja Katolik.

Menjelang kematiannya, men­cuat berbagai tuduhan bahwa Bunda Teresa dan orde biarawatinya memi­liki motif tersembunyi dalam mem­bantu warga miskin, yakni dengan tujuan mengubah keyakinan mereka menjadi pengaut Kristiani.

Orde biarawati menolak tuduhan itu dan menyatakan bahwa sebagian besar warga miskin yang dibantu di Kalighat Home for Dying Destitutes di Kalkuta adalah mereka yang tak mampu dan hanya memiliki bebera­pa hari untuk hidup. Sementara, un­tuk menganut kepercayaan Kristen diperlukan proses yang panjang.

Gereja Katolik mendefinisikan Santa yakni seseorang yang diyakini cukup suci selama hidup sehingga setelah meninggal mereka berada di Surga dan dapat menjadi perantara Tuhan dalam memberikan mukjizat. Bunda Teresa diakui oleh Gereja Katolik memiliki dua mukjizat, ked­uanya terkait dengan proses peny­embuhan orang yang sakit.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================