KEBUTUHAN air untuk tubuh idealnya 1,5 hingga 2 liter per hari. Namun banyak orang menÂgira jumlah itu hanya bisa didapat dari meminum air putih. Padahal asupan air juga bisa didapatkan dari makanan. Bahkan justru lebÂih dianjurkan Anda memenuhi kebutuhan cairan lewat makanÂan.
Ketika baru dilahirkan, tubuh manusia terdiri dari 75 hingga 80 persen air. Seiring bertambahnya usia, sel-sel di dalam tubuh seÂmakin berkurang kadar airnya secara bertahap. Saat usia menÂcapai 50 tahun, kandungan air di dalam tubuh juga tinggal 50 persen.
Maka agar tubuh bisa menaÂhan lebih banyak air, diperlukan konsumsi ‘cairan’ dalam bentuk ‘padat’. Rata-rata per harinya seperempat asupan air berasal dari makanan sebab hampir semua jenis makanan mengandÂung air. Bahkan dalam selemÂbar roti mengandung sekitar 33 persen air. Bisa dibayangkan berapa banyak kandungan air di dalam buah dan sayuran. KetiÂmun, selada, lobak atau labu bisa mengandung hingga 95 persen air.
“Hidrasi yang sehat adalah seÂberapa lama air itu bisa ditahan oleh tubuh, bukan air yang Anda minum lalu langsung keluar dari tubuh (buang air kecil -red),†ujar Dr Howard Murad.
Dr Howard juga menambahÂkan, terlalu banyak minum air justru bisa menguras vitamin dan mineral karena air cenderung lebih cepat keluar dari tubuh meÂlalui urin. Namun ia menekankan sebenarnya tidak ada yang salah dengan minum air tapi jika tidak ada ‘penahan’ yang membuat air tersebut bertahan lama di dalam tubuh dan masuk ke dalam sel, maka manfaatnya bagi kesehatan tubuh pun kurang maksimal.
Kantung mata tebal, tumit bengÂkak atau perut kembung merupakÂan beberapa tanda tubuh tidak bisa menahan air dengan efektif. Air hanya mengambang di antara sel-sel, membuat tubuh terasa gemuk dan lesu.
Berbeda hal nya jika air dikonÂsumsi dengan cara dimakan. Air yang terkandung dalam makana dikelilingi molekul-molekul lain yang membantunya lebih mudah masuk ke sel, sehingga air bisa lebÂih lama bertahan di dalam sistem tubuh selama mungkin untuk diguÂnakan sesuai kebutuhan.