BOGOR, TODAYÂ – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan seluruh wilayah Kota dan Kabupaten Bogor rawan sambaran petir di awal musim penghujan ini.
Letak geografis yang dikelilingi Gunung Halimun, Salak, Gede dan Pangrango menjadikan Bogor puÂsat hantaran listrik dari awan.
“Saat ini adalah masa transisi dari kemarau ke musim hujan. Dalam masa ini, angin kering yang bertemu dengan angin basah belumlah stabil. Jadi serÂing turun hujan disertai angin kendang dan petir secara tiba-tiba padahal seÂbelumnya panas terik ,†ujar Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga.
Menurutnya, intensitas hujan hingga awal pekan ini berkisar pada 50 milimeter per detik dan tidak tuÂrun lebih dari enam jam per hari.
“Namun, petir bisa menyambar kapan saja bahkan sebelum turun huÂjan. Makanya masyarakat harus wasÂpada kalau langit mulai gelap. Harus buru-buru berlindung,†lanjutnya.
Saat awan menghitam, kata Dedi, terbentuklah comulonimbus yang siap menghantarkan muatan listrik negatif ke muka bumi. SamÂbaran itu bisa dinetralkan oleh isoÂlator atau benda yang tidak dapat mengalirkan listrik.
Ia menambahkan, Bogor meÂmiliki tingkat kerawanan yang jauh lebih tinggi ketimbang Jakarta dan kota lain.
“Karena kita dikelilingi gunung. Apalagi banyak ruang terbuka sepÂerti lapangan, sawah, kebun yang sangat memungkinkan lebih banyak tersambar,†tutur dia.
Pedesaan, lanjut Dedi, daerah pedesaan menjadi wilayah paling rawan tersambar petir.
Iya, kan kalau di desa masih banÂyak ruang terbuka, kalau di perkoÂtaan, banyak isolator seperti gedung dari beton yang tidak dapat mengÂhantarkan listrik, apalagi kaca atau fiber yang bisa menetralkan samÂbaran petir,†lanjutnya.
(Rishad Noviansyah)