Untitled-5SIDANG lanjutan kasus lahan Jambu Dua, Tanah Sareal Kota Bogor memang baru akan digelar Senin (22/08/2016) mendatang. Namun, tensi persidangan sudah terasa panas. Untuk menurunkan tensi ini, Pemkot Bogor pun berkomunikasi dengan DPRD Kota Bogor.

ABDUL KADIR |YUSKA APITYA
[email protected]

Kemarin, Walikota Bogor Bima Arya dan Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman, bertandang ke DPRD Kota Bogor. Bima membawa karangan bunga untuk memperbaiki komunikasi dengan dengan kalangan Legislatif.

Pun demikian, Bima menampik anggapan bahwa kedatangannya ke legislatif berkaitan dengan ketida­kharmonisan antara eksekutif dan legislatif pada kasus pengadaan lahan di Jambu Dua yang sedang berjalan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Bandung. “Ini ekspresi cinta kepada teman-teman dewan untuk memperbaiki komunikasi dan hara­pan untuk semakin sinergi,” tuturnya.

Bima juga tak bisa menyangkal terkait dengan adanya persoalan-per­soalan antara legislatif dan eksekutif. “Ya memang banyak kasus, makanya kita ingin selesaikan semua persoa­lan. Sebab kalau kita ingin akselerasi pembangunan, maka persoalan itu harus dijaga bersama-sama,” pa­parnya.

Terkait dengan kinerja dari DPRD (legislatif, Red) sendiri, Bima Arya mengatakan, lebih banyak evaluasi harus dilakukan oleh Pemkot Bogor (Eksekutif, Red). “Kami lebih men­gevaluasi diri sendiri. Pemkot dalam hal ini ingin memperbaiki komuni­kasi kedepannya agar lebih intens lagi kedepannya,” terangnya.

BACA JUGA :  Menu Sederhana untuk Sahur di Tanggl Tua, Nasi Goreng Terasi dan Sayuran yang Lezat dan Nikmat

Berselang beberapa menit kemu­dian selepas Bima Arya meninggalkan DPRD setelah memberikan rangkaian bunga, kemudian giliran Wakil Wa­likota Bogor, Usmar Hariman yang menghadap kepada para anggota DPRD Kota Bogor.

Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman juga mengatakan, hubungan DPRD saat ini masih berdinamika dan ada pasang surut. “Ya seperti yang Pak Wali bilang, kita dari tadi malam sudah kompromi dengan Sekda kare­na hari ini DPRD Kota Bogor dilantik,” terangnya.

Ia juga membantah kedatangan­nya ke DPRD karena adanya kasus Jambu Dua yang sedang berlangsung di PN Tipikor Bandung. “Ngga, ini han­ya menjalin komunikasi saja dengan teman-teman DPRD agar pola komuni­kasi ke depan lebih baik,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, hubungan antara legislatif dan ekse­kutif memang sempat memanas kare­na perbedaan kesaksian yang dilon­tarkan antara legislatif dan eksekutif.

BACA JUGA :  Restoran Ramen Populer di Bogor, Hotmen Puaskan Selera dan Perut Para Penggemar

Ketua DPRD Kota Bogor, Untung W Maryono yang semakin tersudutkan dengan kesaksian balasan yang disam­paikan Sekertaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat beberapa hari lalu mengaku pusing. Ia harus memutar otak untuk adu kesaksian dalam mem­berikan keterangan saksi selanjutnya di persidangan mendatang.

Sebelumnya, Untung Maryono sempat mengklaim di hadapan majelis hakim bahwa harga yang disepakati terkait dengan lahan Jambu Dua ini hanya sebesar Rp 17,5 miliar dan dirin­ya menyatakan tidak pernah memun­culkan harga sampai Rp 43,1 miliar.

“Sekretaris Daerah; Ade Sarip Hidayat yang merupakan ketua Tim TAPD memunculkan angka itu, lalu dibahas oleh DPRD. Kemudian tang­gal 10 dibuat notulen rapat isinya dari Rp 55 miliar, tanggal 11 Oktober muncul angka Rp 25 miliar. Lalu pada 14 Oktober 2014 dimunculkan Rp 17,5 miliar atas dasar kesepakatan ber­sama TAPD dengan Badan Anggaran (Banggar) dan untuk evaluasi diba­hasa dengan hasil yang sama,” beber Untung dalam kesaksiannya beberapa pekan lalu.

============================================================
============================================================
============================================================