JAKARTA TODAY- Bank Indonesia (BI) menyoroti rendahnya pertumbuhan industri manufaktur pada kuartal I 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, industri manufaktur sepanjang Januari-Maret 2017 hanya tumbuh 4,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi itu lebih lambat dari pencapaian kuartal I 2016 yang sebesar 4,59 persen.

“Industri manufaktur tumbuh 4,21 persen itu terlalu rendah untuk ekonomi Indonesia, yang sebenarnya bisa menjadi basis untuk sektor manufaktur,” tutur Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Kompleks BI, Jumat (5/5).

BACA JUGA :  Soto Ayam Semarang, dengan Kelezatan yang Bikin Ketagihan untuk Menu Makan Barrng Keluarga

Ketidakpuasan bank sentral beralasan, mengingat kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian merupakan yang terbesar, yaitu 20,47 persen pada kuartal I 2017. Sektor manufaktur juga merupakan sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Karenanya, Mirza menyarankan, pemerintah harus melakukan reformasi struktural guna mengembalikan laju pertumbuhan sektor manufaktur. Salah satu caranya, yaitu melalui kemudahan dalam melakukan pengurusan izin usaha, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

BACA JUGA :  Lauk Sarapan Simple dengan Omelet Ayam dan Sayuran untuk Anak

“Kalau 4,21 persen itu tidak cukup untuk mendongkrak perekonomian kita. Dulu, industri manufaktur bisa tumbuh di atas 6 persen,” katanya.

============================================================
============================================================
============================================================