BOGOR TODAY- Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyayangkan tindakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor yang melarang umat muslim untuk menonton festival budaya Cap Go Meh (CGM) pada (11/2). GP Ansor menganggap CGM hanyalah budaya bukan acara ritual keagamaan. Hal itu dikatakan oleh Ketua GP Ansor Kota Bogor, Rachmat Imron Hidayat, Kamis (9/2/2017).
Menurut pria yang disapa Rommy itu, pihaknya ingin tetap merawat Bhineka Tunggal Ika karena sudah menjadi sunnah rassul. “Di hadist nabi sudah disebutkan bahwa kebhinekaan itu menjadi sunnah rassul dan perintah Allah SWT serta dalam Al-Quran jelas disebutkan bahwa mencintai tanah air adalah sebagian dari iman artinya tanah air kita Indonesia dengan bermacam suku, golongan dan agama sehingga kita harus menghargainya. Karena beragama bukan karena keinginan kita tetapi sudah takdir Allah SWT makanya kita harus merawat kebhinekaan seperti yang dianjurkan nabi Muhammad,†ujar Rommy.
Ia menyayangkan, sikap MUI yang berlebihan menganggap CGM ini sebagai kemusyrikan. Padahal CGM itupun hanya sebagai ajang budaya bukan ritual agama seperti yang dikatakan pihak MUI. “Bangsa ini tak lepas dari budaya, maka dari itu saya anggap MUI terlalu berlebihan. Mereka terlalu dicari-cari alasan untuk melarang menontotan CGM. Padahal kalau kita dari segi ansor tidak mempermasalahkan CGM itu karena itu sudah menjadi budaya bangsa kita,†terangnya.
Romy menjelaskan, di CGM  itupun banyak yang diuntungkan seperti adanyta pedagang umat muslim, mendatangkan wisatawan jadi Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Saya menyayangkan MUI yang terlalu berlebihan, dan lebih baik mengambil sikap sisi lain.  Kalau persoalan adanya ritual keagamaan itupun hanya dilakukan oleh mereka sendiri sedangkan umat islam hanya menontonya,†kata dia.
Dia menambahkan, yang terpenting umat muslim juga tidak mengikuti ritual tersebut. “Kita tetap berpacu pada yang diajarkan Walisongo yaitu akulturasi budaya mengapa islam diterima di Indonesia karena islam selalu mengikuti budaya yang ada, tidak menghilangkan budaya yang ada di Nusantara. Sampai hari ini, islam di Indonesia menjadi islam terbesar didunia. Inilah jadi pelajaran bagi kita karena kita memiliki sejarah yang bagus jadi tidak bukan budaya yang dihilangkan,†tandasnya.
Masih dilanjutkan Rommy, imbauan dari MUI untuk melarang umat muslim itupun justru tidak mengajak GP Ansor untuk duduk bersama. “Mreka hanya MUI saja atau ormas islam lainnya dan kita tidak dilibatkan. Yang pasti imbauan itu keluar hanya dari segelintir orang yang mengatasnamakan Kota Bogor.  Alasan yang dibuat MUI itupun terlalu mengada-ada karena mereka hanya melihat satu sisi saja,†pungkasnya.(Yuska Apitya)
============================================================
============================================================
============================================================