Perusahaan konstruksi plat merah, PT Adhi Karya Tbk, menyiapkan investasi sebesar Rp24 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk perluasan coverage atau cakupan pembangunan jalur transportasi light rail transit (LRT) hingga ke wilayah Bogor.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
 Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan, mengungkapkan bahÂwa sebelum Presiden Joko Widodo ( Jokowi) memangÂgilnya, Adhi Karya hanya menÂganggarkan investasi awal Rp10 triliun untuk membangun LRT sepanjang 30 kilometer (km) dengan rute Cibubur-Cawang-Dukuh Atas. “Kemudian PresÂiden Jokowi meminta Adhi Karya untuk membangun LRT ini dari Bogor dan Bekasi sampai ke JaÂkarta,†kata Kiswo, sapaan akrab Kiswodarmawan.
Pengembangan jalur ini, lanjut Kiswo, menyebabkan kebutuhan investasi proyek diperkirakan menjadi Rp24 triliun. Terkait sumber penÂdanaan, perseroan menjajaki penerbitan saham secara terÂbatas (rights issue) pada Juni 2015, dengan dana yang diÂbidik sebesar Rp2,75 triliun.
“Rights issue ini terdiri dari penyertaan modal negara (PMN) yang telah dikeluarkan pemerintah sebesar Rp1,4 triliun dan Rp1,35 berasal dari publik. Saat ini masih proses perizinan. Selain rights issue, ADHI juga akan mengombiÂnasikan dari pinjaman sejumÂlah perbankan,†paparnya.
Lebih lanjut Kiswo menÂjelaskan, tahun depan Adhi karya akan mengajukan PMN baru sebesar Rp2,1 triliun. Suntikan dana dari pemerinÂtah tersebut seluruhnya akan digunakan ADHI untuk modal pembangunan LRT, baik saÂrana maupun prasarananya. â€PMN ini sudah mendapatkan persetujuan dari Presiden, karena semua dananya unÂtuk modal pembangunan LRT sampai Bogor,†ungkapnya.
Dia menambahkan, peleÂtakan batu pertama (groundÂbreaking) direncanakan pada 17 Agustus 2015. Tanggal tersebut juga sesuai instruksi Presiden Jokowi pada rapat dengan beberapa BUMN di Istana Kepresidenan pekan lalu. â€Konstruksi dimulai setelah memperoleh perÂpres (peraturan presiden), kami maunya perpres penuÂgasan kepada Adhi ini segera keluar pada Mei 2015 ini,†harapnya.
Sebelumnya Presiden telah mengadakan rapat dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memÂbahas rencanapembangunanÂtransportasi LRT. Hasil rapat tersebut memutuskan proyek pembangunan LRT dibangun terintegrasi di kawasan JaboÂdetabek. Total panjang rel LRT dari Bogor hingga Dukuh Atas diperkirakan mencapai 70 km. Panjang rel tersebut belum termasuk pembanÂgunan LRT hingga Bandara Soekarno-Hatta.
Investasi per km LRT, yang merupakan jalur layang (elÂevated ), diprediksi mencapai Rp200-300 miliar. Investasi ini sudah termasuk kereta dan rel. Kiswo menuturkan, pengadaan kereta LRT sedang diseleksi, bisa dari Jepang, Korea, dan China. Bila suÂdah dipilih, maka pihak yang menang tender kereta harus bekerja sama dengan BUMN produsen kereta, yaitu PT INKA. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2018 mendatang. Adapun, tarif per kilometer ditetapkan sekitar Rp1.000.
Kontrak Baru
Secara terpisah, Corporate Secretary Adhi Karya Ki SyahÂgolang Permata mengatakan, dalam empat bulan pertama tahun ini perseroan berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp3,3 triliun atau mencapai 21,71 persen dari target hingga akhir tahun sebesar Rp15,2 triliun. PencaÂpaian kontrak baru tersebut mayoritas berasal dari lini bisnis konstruksi sebesar 86 persen dan sisanya 14 persen merupakan proyek-proyek dari lini bisnis lainnya.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi konÂtrak baru terdiri dari Swasta dan lainnya sebanyak 56 persÂen, APBN dan APBD sebesar 30 persen, sementara BUMN tercatat 14 persen. Dia juga menjelaskan, tipe pekerjaan yang diperoleh perseroan seÂbagian besar atau 59 persen berupa kontrak baru untuk pembangunan gedung. SeÂdangkan, sisanya yaitu pemÂbangunan proyek jalan dan jembatan sebesar 28 persen, sementara pembangunan derÂmaga dan infrastruktur lainÂnya sebesar 13 persen.
â€Realisasi kontrak baru hingga April 2015 di antaraÂnya proyek pembangunan Jalan Simpang Bayah sebesar Rp84,5 miliar dan proyek RSPI Bintaro Jaya sebesar Rp192,8 miliar, yang diraih melalui anak perusahaan ADHI yakni PT Adhi Persada Gedung. SeÂbelumnya, Proyek Apartemen Centro Bogor senilai Rp204,5 miliar juga masuk ke dalam kontrak baru kami,†katanÂya.
(Apriyadi Hidayat/*)