BOGOR TODAY – Posko Terpadu Penanggulangan Bencana yang berada di bekas bangunan pabrik PT IMMI, Cipaku, Bogor Selatan, dijadikan markas Tim Dapur Umum dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bogor untuk keperluan memasak.

Wakil Komandan Regu Dapur Umum Tagana Kota Bogor, Madsari (52) mengungkapkan, ada 30 personel tim dapur yang siap melayani kebutuhan makanan korban bencana.

“Jumlah tersebut dibagi dalam dua shift. Intinya kamis siap 24 jam. Kita juga dibantu sejumlah relawan dari karang taruna dan lainnya dalam melakukan pengemasan hingga distribusinya,” ungkap Madsari yang mengaku sudah 10 tahun bergabung menjadi Tagana.

Dengan kekuatan itu, Tim Dapur Umum mampu memproduksi rata-rata 2.000 porsi paket makanan untuk warga. “Hari pertama, kami memasak 2.000 paket lebih. Kemudian hari berikutnya 1.700-an, tergantung kebutuhan juga. Karena sebagian warga ada yang sudah pulang ke rumahnya atau masih bisa memasak di rumah karena dapurnya aman,” jelasnya.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 3 Mei 2024

Dari catatan Posko Terpadu Penanganan bencana, ada tiga lokasi pengungsian sementara warga, yakni di Majelis Al Barokah Kelurahan Cipaku, Masjid Khozinatus Sa’adah Kelurahan Lawanggintung, Masjid Nurul Hidayah dan Al Muhtadin Kelurahan Batutulis. Total yang mengungsi ada sekitar 298 KK atau lebih dari 1.000-an jiwa.

Ia bersama timnya memiliki standar tertentu dalam menyajikan sebuah masakan. “Ada standarnya. Kita dilatih oleh Kemensos. Jadi, standar makanan untuk korban bencana harus memiliki kandungan karbohidrat, protein dan serat. Itu wajib,” kata dia.

BACA JUGA :  Perumda PPJ Akan Renovasi Pasar Merdeka, Bakal Ada Rooftop Kuliner

Ia mengaku, kebutuhan logistik untuk memasak sudah aman dan tercukupi untuk satu minggu kedepan. “Selain untuk korban, kami juga masak untuk kebutuhan relawan di lapangan,” tandasnya.

Sementara itu, saat meninjau dapur umum, Walikota Bogor Bima Arya berpesan agar quality control makanan yang disajikan untuk korban bencana harus benar-benar terjaga.

“Pastikan bahan makanan tidak expired. Dapur umum juga harus steril agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keracunan makanan. Dan yang terpenting bantuan harus tepat sasaran, jangan sampai kebutuhan makan untuk petugas lebih banyak dari pada korban bencana. Pastikan selalu data distribusi supaya tidak ada warga yang merasa tidak menerima bantuan,” ungkap Bima. (Lintang)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================