Oleh : Rr Vincie Apriany, SST

(Statistisi BPS Kota Bogor, Alumnus STIS Jakarta)

Statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu. Statistika atau ilmu statistik merupakan salah satu ilmu pasti yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi ketidakpastian atau ketidaktahuan akan kondisi yang sebenarnya (parameter).

HSN

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa tanggal 26 September adalah Hari Statistik Nasional. Bagaimana asal mulanya 26 September ditetapkan sebagai Hari Statistik Nasional (HSN)? Kira-kira 58 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 26 September 1960, Pemerintah menerbitkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 mengenai Perstatistikan yang merupakan tonggak awal dan pijakan hukum penyelenggaraan statistik setelah Indonesia merdeka. Namun, jika kita lihat lagi sejarah kegiatan statistik sejak jaman Belanda, kegiatan statistik diawali ketika pada tahun 1920  dengan didirikannya sebuah Kantor Statistik  oleh Direktur Pertanian dan Perdagangan (Director van Landbouw Nijverheid en Hendel) yang bertempat di Kota Bogor. Dan empat tahun kemudian berubah nama menjadi Kantor Pusat Statistik (Central Kantoor voor de Statistik) dan berpindah tempat ke Batavia. Barulah pada tahun 1957 diubah menjadi Biro Pusat Statistik dengan keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957. Pada akhirnya, berdasarkan Surat Nomor B.259/M.Sesneg/1996,  tanggal 26 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Statistik Nasional (HSN).

BACA JUGA :  PENYEBAB PEROKOK DI INDONESIA TERUS BERTAMBAH

Statistik Membumi

Statistik sesungguhnya sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kita membandingkan jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain, mana yang membutuhkan waktu lebih pendek. Kita juga bisa membuat rata-rata waktu tempuh dari rumah ke sekolah atau ke kantor sehingga dapat memperkirakan waktu yang tepat untuk berangkat memulai aktivitas. Bahkan dalam segala bidang kita memerlukan statistik contohnya dalam bidang pendidikan, kita bisa mengetahui rata-rata perolehan nilai ujian nasional, berikut nilai tertinggi dan terendah. Hal ini untuk memudahkan saat menentukan pilihan sekolah. Saat ibu-ibu berbelanja ke pasar pun tanpa disengaja menggunakan statistik, dengan membandingkan harga dari satu toko ke toko yang lain tanpa sengaja telah melakukan survei harga komoditas yang sama dengan berat yang sama untuk kemudian membuat kesimpulan satu toko yang menawarkan harga paling rendah.

BACA JUGA :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Dalam setiap kegiatan statistik dilibatkan beberapa elemen yaitu, penghasil data, responden, dan pengguna data. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam hal ini sebagai penghasil data, data yang dikumpulkan BPS bersumber dari responden yang menjadi responden adalah seluruh rakyat Indonesia, bahkan dalam kegiatan sensus yang dilakukan BPS seperti Sensus Penduduk seluruh rakyat harus bersedia menjadi responden tanpa terkecuali. Bahkan Presiden sekalipun bersedia meluangkan waktu untuk wawancara dengan petugas BPS. Siapa sih pengguna data yang dihasilkan, tentu saja untuk semua rakyat, hanya saja sebagian besar data yang dihasilkan digunakan oleh pemerintah untuk menentukan berbagai kebijakan, pebisnis untuk menentukan sektor mana yang masih berpeluang besar (blue ocean) dan akademisi untuk melakukan penelitian.

Ternyata kita semua harus terlibat dalam menghasilkan data yang akurat. Semoga ke depan semua rakyat yang terpilih menjadi responden pada Survei BPS tidak lagi merasa berkeberatan. Bahkan, seluruh rakyat menyambut gembira menjadi responden dalam Sensus Penduduk yang akan dilaksanakan BPS pada tahun 2020.  Anda tercatat, data akurat. Selamat Hari Statistik. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================