JAKARTA TODAY – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019. Salah satu hal yang berpengaruh terhadap perekonomian tahun depan adalah iklim investasi yang baik.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan ada dua jenis investasi yang terbagi yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Khusus PMA menurut dia pada tahun depan akan lambat.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 30 April 2024

“Terutama dalam tahun politik. Untuk PMA memang agak sensitif terhadap dinamika politik, apalagi di sektor yang berkaitan dengan pertambangan, migas, dan perkebunan,” kata Bhima Kamis 23 Agustud 2018.

Sementara untuk PMDN, Bhima mengatakan iklim investasinya masih cukup berprospek. Ada beberapa hal yang menjadi alasan, pertama pelayanan kemudahan investasi dan kemudahan perizinan.

“Tantangannya justru ada di daerah yang lebih pro aktif jemput bola, jangan menunggu investor datang,” ucapnya.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Masih Berpeluang ke Olimpiade 2024 Paris

Selain itu, Bhima mengusulkan agar pemerintah memberikan relaksasi (keringanan) pajak dalam skema alokasi APBN. Hal tersebut sebagai salah satu siasat di tengah perekonomian yang melambat.

“Target pajak jangan ketinggian, yang terpenting adalah perluasan basis pajak dengan memanfaatkan Automatic Exchange of Information (AEoI). Kemudian soal belanja pemerintah titik tekannya ada pada skala prioritas,” katanya. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================