JAKARTA TODAY – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di pasar spot, Senin (30/7/2018), dibuka menguat 0,06% atau 8 poin ke level Rp14.409 per USD. Akhir pekan lalu, Jumat (27/7), rupiah di indeks Bloomberg berakhir menguat 47 poin atau 0,32% di level Rp14.417 per USD.

Data Yahoo Finance juga menunjukan rupiah pada Senin pagi ini dibuka menguat 5 poin atau 0,03% ke level Rp14.408 per USD, dibanding penutupan Jumat lalu di level Rp14.413 per USD.

Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Senin ini dipatok di posisi Rp14.409 per USD, terapresiasi 74 poin dari posisi Rp14.483 per USD pada Jumat pekan kemarin.

BACA JUGA :  Bantu Turunkan Berat Badan dengan Rutin Minum Jus Apel, Benarkah? Simak Ini

Pengamat pasar modal Reza Priyambada mengatakan penguatan rupiah karena sentimen positif dari kondisi makro di dalam negeri, dengan adanya rilis inflasi yang diperkirakan akan berada di level 0,48%-0,64% month to month.

Sementara dari faktor eksternal, USD melemah terhadap enam mata uang utama dunia pada Senin ini, karena pelaku pasar menunggu pertemuan bank sentral utama pada pekan ini, yang bisa mengatur mata uang jangka pendek untuk mata uang.

Melansir dari Reuters, Senin (30/7/2018), Bank of Japan akan mengadakan pertemuan pada Selasa besok untuk menentukan kebijakan moneternya, begitu pula dengan Federal Reserve (bank sentral AS) pada Rabu, dan Bank of England pada Kamis pekan ini.

BACA JUGA :  Kolaborasi Antisipasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Pohon di Wilayah Kabupaten Bogor

Alhasil, indeks USD terhadap sekeranjang enam mata uang utama sedikit turun ke level 94,662. Sehingga dolar AS melemah 0,05% terhadap mata uang Jepang menjadi 110,970 yen. Euro menguat 0,05% menjadi USD1,1659, memperpanjang kenaikan sejak Jumat kemarin. Dan poundsterling Inggris hampir datar di USD1,3110.

Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities di Tokyo, mengatakan investor akan lebih tertarik pada data PDB AS yang tumbuh 4,1%, jika tarif terhadap barang-barang China diaktifkan. Di sisi lain, kata dia, imbal hasil Treasury AS yang meningkat serra ekspektasi kenaikan suku bunga bisa kembali menguatkan laju dolar Amerika Serikat. (Net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================