BOGOR TODAY – Pemilihan kepala daerah tinggal mengitung hari. Segudang persoalan blum bisah dibereskan oleh penyelenggara demokrasi. Politik bersih dalam perhelatan Pilkada di Kabupaten Bogor nampaknya masih sulit untuk diwujudkan. Peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menangani masalah ini, meskipun di satu sisi komitmennya masih sangat diragukan.

“Yang menjadi masalah adalah bagaimana KNPI sebagai organ pemuda memposisikan diri, apakah sebagai lembaga taktis dan pragmatis atau sebagai lembaga strategis. Kalau pragmatis, sulit diharapkan KNPI bisa mewarnai Kabupaten Bogor,” ujar Pengamat Politik, Yusfitriadi, sebagai narasumber kegiatan deklarasi dan Buka Puasa Bersama DPD KNPI Kabupaten Bogor, dengan tema Gerakan Politik Kaum Muda untuk Pilkada Bersih, Senin (11/6/2018).

BACA JUGA :  Ditinggal Ibu Menyapu, Bocah di Makassar Terjebak Mesin Cuci

Yus melihat, saat ini, pemuda terjebak pada isu – isu politik yang saling menjatuhkan untuk tujuan yang tidak mulia. “Misalnya permainan isu soal ijazah palsu dan juga isu penyerobotan tanah di Jonggol. Sementara ada 12 ribu orang yang tidak bisa memilih dan itu pemuda atau tim sukses tidak memikirkannya,” tutur Yus.

Senada dengan Yus, tokoh media, Alfian Muzani juga meragukan praktek Pilkada bersih diwujudkan ditengah kehidupan ekonomi masyarakat Kabupaten Bogor yang masih dihantui kemiskinan. “Istilah Cilok Dikecapan (Daek Nyolok Asal Aya Gocapan atau dalam bahasa Indonesia – mau nyoblis asal ada uang Rp 50 ribu, red) masih dimainkan, untuk memilih salah satu calon,” kata Alfian.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 1 Mei 2024

Jika hal ini masih tidak bisa dihindari, Alfian menilai sulit bagi daerah untuk mendapatkan pemimpin yang bersih, yang peduli terhadap daerah dan masyarakatnya. “Seharusnya kita mendapatkan pemimpin yang punya mimpi, punya program yang jelas,” kata Alfian.

Alfian melihat KNPI saat ini bukan sebagai motor penggerak dalam sebuah perubahan, akan tetapi lebih cenderung menjadi calo politik. Ia menilai, ada kemunduran peran pemuda dalam mewarnai Kabupaten Bogor. “Dulu waktu zaman Rachmat Yasin, sangat terasa sekali peran pemuda, tapi setelah itu hingga saat ini agak menurun,” katanya. (Iman R Hakim)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================