NANGGUNG TODAY – Beberapa waktu lalu, sejumlah wartawan diajak keliling PT Aneka Tambang (Antam) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor untuk melihat secara langsung lokasi yang rencananya bakal dijadikan wisata tambang dan akan dijadikan Ggeopak oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor di lokasi tambang milik Antam.

Mengingat, izin operasi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk UBPE Pongkor di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, akan berakhir pada tahun 2021. Sejak beroperasi tahun 1994, Antam telah menghasilkan sekira 85 ton emas dari Gunung Pongkor. Namun cadangan emas Gunung Pongkor kini mulai menipis.

Menjelang berakhirnya izin operasi, Antam kini tengah mengembangkan sektor pariwisata terpadu agrogeoedutourism yang terbagi ke dalam dua kategori. Pertama, wisata tambang (geo) sebagai edukasi bagi masyarakat dan wisatawan tentang proses penambangan emas dari hulu ke hilir. Kedua, wisata agro atau wisata alam yang sementara ini dinamakan Kawasan Wisata Cikaret (Kawaci).

Untuk wisata tambang, saat ini Antam sudah memulai membuat Museum Tambang Pongkor. Pantauan di area Antam, Selasa 6 Maret 2018, wisatawan atau pengunjung saat ini sudah bisa berwisata edukasi dan masuk ke dalam salah satu lobang penambangan emas.

Panjang satu lobang penambangan emas memiliki jarak sekitar 500 meter sampai 2,5 kilometer. Setiap satu lobang terdapat satu kantin atau rest area untuk para pekerja istirahat, makan, sholat, mandi, maupun cuci.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 24 April 2024

“Panjang satu lobang ini antara 500 meter sampai 2,5 kilometer dan dapat dilalui satu kendaraan. Dalam satu sif terdapat sekitar 7 orang per sif di satu lubang,” kata Zulfikar, salah seorang tenaga ahli PT Antam.

Setiap rongga atau lubang (tunnel) bekas drilling yang dinyatakan tidak lagi mengandung emas, Antam menutupnya kembali (proses backfilling).

“Ini dilakukan sehingga rongga atau lubang tidak kuatir ambruk,” kata Zulfikar sembari menunjukan dinding dan langit-langit lubang tambang yang ditopang dengan beragam jenis besi dan paku beton.

Untuk wisata agro Kawaci seluas 9 hektare, merupakan zona bekas tambang emas yang sudah ditata. Penataan yang sudah dilakukan di antaranya meliputi penanaman beragam jenis pohon buah-buahan, pembuatan jalan setapak, jembatan gantung, gazebo, selfi point dan toilet.

Sesuai rencananya, di area Kawaci yang sudah terdapat air terjun Cikaret ini bakal dibangun water park, playground, dan camping ground. Selain itu, perbaikan jalan lingkar ke Kecamatan Leuwiliang, serta lokasi demplot domba Garut.

Secara umum pengembangan agrogeoedutourism ini masih dalam tahap persiapan dan pematangan feasibility study (FS).

“Rencananya program agrogeoedutourism ini akan dilakukan pada saat memasuki pasca tambang,” kata Chief Corporate Social Responsibility (CSR) PT Antam Tbk., Resna Handayani.

BACA JUGA :  Dipercaya Bisa Bikin Panjang Umur dengan 5 Gerakan Olahraga Ini

Resna Handayani menambahkan, meski masih dalam tahap persiapan, namun saat ini zona yang dipersiapkan untuk agrogeoedutourism ini sudah mulai ditata dan dikunjungi masyarakat secara gratis.

“Agrogeoedutoursm ini belum diketuk palu oleh manajemen. Masih ada beberapa persyaratan atau perizinan yang harus dilengkapi untuk jadi destinasi wisata,” sambungnya.

Ke depan, kata Resna, program agrogeoedutourism ini membutuhkan dukungan investor dan perlu dikerjasamakan dalam pengelolaannya. Karena untuk mengembangkan agrogeoedutourism ini membutuhkan investasi yang besar untuk pengelolaan, perbaikan infrastruktur, hingga mengubah karakter atau kultur masyarakat sekitar.

“Apabila didanai total oleh Antam tidak mungkin, lantaran nanti kan tidak lagi beroperasi. Berapa anggarannya, uji kelayakan atau FS-nya masih dihitung. Program-programnya juga masih terus berkembang. Kalau donasi sudah ada,” katanya.

Humas PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Agus Sutiyono, memaparkan dalam pengelolaannya, agrogeoedutourism Kawaci ini juga akan bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga ada pemberdayaan masyarakat.“Ke depan akan dikomersialkan. Sekarang masih gratis, kecuali jasa parkir oleh warga,” ujarnya.

Ia menambahkan, konsep agrogeoedutourism ini sejalan dengan rencana Pemkab Bogor yang akan membuat geopark di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). (Iman R Hakim)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR