CIPALI TODAY- Kepolisian Republik Indonesia menyebut arus balik kendaraan semakin memuncak seiring berakhirnya masa libur lebaran tahun ini. Adapun, arus balik terpantau signifikan di lima gerbang tol utama.

Menurut laporan harian situasi Operasi Ramadniya per 1 Juli 2017, lonjakan penumpang paling besar tercatat di gerbang tol Palimanan dengan jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 54.452 kendaraan, atau 377,64 persen dibanding kondisi normal 11.400 kendaraan.

Angka itu kemudian disusul oleh gerbang tol Cileunyi yang mencatat kendaraan sebanyak 26.246 kendaraan atau melesat 128,05 persen dari kondisi normal 11.509 kendaraan. Selain itu, lonjakan arus kendaraan juga tercatat di gerbang masuk tol Merak, di mana arus kendaraan tercatat 17.076 kendaraan atau meningkat 162,65 persen dibanding kondisi normal 10.581 kendaraan.

Yang terakhir, peningkatan arus balik juga terpantau di gerbang tol Ciawi dengan angka 26.972 kendaraan, atau 115,7 persen dibanding hari biasa sebanyak 14.472 kendaraan.

BACA JUGA :  Penderita Autoimun Harus Hindari 5 Makanan Ini!

Dalam mengantisipasi kenaikan frekuensi kendaraan, Polri menyatakan telah melakukan serangkaian antisipasi.

Dalam siaran pers, Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan instansinya menerapkan rekayasa satu arah di Tol Cipali sejak pukul 02.30 hingga 18.30 WIB.

Rekayasa berlaku untuk jalur arah Jawa Tengah menuju Jakarta yang dimulai pada kilometer (km) 126 hingga km 76. “Setelah jam 18.00 WIB, dilakukan contraflow di km 100 hingga km 104 demi menarik kepadatan hingga 22.00 WIB,” kata Martinus, Sabtu (2/7).

Selain tol Cipali, contraflow juga diberlakukan di tol Cikampek pada 12.00 hingga 21.00 WIB demi menarik kepadatan arus balik di km 62 hingga km 42. Tak berhenti sampai situ, contraflow juga dilakukan di Pantura Tengah pada 11.00 hingga 21.00 WIB, utamanya di Mangkang dan Gringsing.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Pria Bertato di Pantai Imorenggo

Menurutnya, perlambatan arus lalu lintas di jalan tol tak hanya sekadar disebabkan oleh padatnya jumlah kendaraan. Juga dipicu karena beberapa tempat peristirahatan (rest area) tidak dapat menampung kunjungan pengemudi sehingga mengakibatkan antrian yang mengular.

“Dan banyak yang berhenti di bahu jalan, sebabkan terjadi bottleneck,” tambahnya.

Meski arus kendaraan terbilang padat, namun jumlah kecelakaan lalu lintas antara H-6 hingga H 6 terbilang menurun. Dari laporan Operasi Radmaniya, jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di tahun ini mencapai 2.705 kejadian atau turun dibanding tahun sebelumnya 3.916 kejadian.

“Korban meninggal dunia di tahun 2017 mencapai 502 orang, atau menurun dari tahun sebelumnya 1.093 orang,” kata Martinus.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================