BOGOR TODAY– DPC PDIP Kota Bogor menggelar Haul Bung Karno dan buka bersama seluruh pengurus hingga ke tingkat ranting, kemarin. Dalam acafa tersebut, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata mengatakan Proklamator RI, Soekarno merupakan motivasi dan inspirasi bagi masyarakat. Dia juga menyebut tanpa Bung Karno dan Pancasila, Indonesia dengan keragamannya mustahil akan bersatu.

“Kita perlu belajar pada semangat Bung Karno yang telah berjuang melawan penjajah hingga berhasil membawa keluar dari belenggu penjajahan. Perjalanan perjuangannya hingga ditahan penjajah menjadi inspirasi kita,” kata Dadang pada Peringatan Haul Bung Karno Ke 45 yang dihadiri ribuan massa PDI Perjuangan di Jalan Ahmad Yani II No 4, tanahsareal, Kota Bogor, Rabu (21/6/2017).

Lanjut politisi yang juga Bakal Calon (Balon) Walikota Bogor, Bung Karno disebutnya telah membawa negeri ini bebas dari penjajahan dengan menghadirkan Pancasila dan dijadikan dasar negara Indonesia.

“Tanpa Pancasila Indonesia akan menjadi negara yang cerai berai dan tidak mempunyai akhlak. Sudah menjadi kewajiban generasi penerus untuk menjadikan perjuangan Bung Karno  sebagai inspirasi dan motivasi. Oleh karenanya, Haul Bung Karno ini digelar untuk memperingati jasa-jasa perjuangan tersebut, ” ujarnya.

Dadang juga mengingatkan akan pentingnya Pancasila yang mengandung asas kesatuan dan persatuan, kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda-beda, asas gotong royong dan saling menolong.

BACA JUGA :  Kota Bogor Raih 2 Penghargaan Lomba Video Penanggulangan TBC dari Kemenkes

“Di dalam Pancasila mengatur budaya akhlak yang tidak dipunyai bangsa lain.oleh karenannya setiap masyarakat mempunyai kewajiban menjaga dan melestarikannya,” tukasnya.

Bersamaan dengan hari lahir Joko Widodo yang jatuh pada 21 Juni, Dadang juga menyampaikan ada kesamaan antara Bung Karno dan Presiden RI saat ini.

“Mereka sama-sama menderita demi rakyatnya. Kalau Bung Karno merasakan derita karena tekanan dari para penjajah, termasuk kelompok ekstrim yang merusak hasil kemerdekaan, maka Bung Jokowi merasakan derita fitnah, isu SARA yang ditembakkan oleh lawan politik dan kelompok-kelompok yang tersakiti oleh visi politik kerakyatan Bung Jokowi,” tukasnya.

Balon Kepala Daerah Kota Bogor yang didukung penuh pengurus PDI Perjuangan mulai anak ranting hingga DPC ini mengaku sebagai pengagum dua tokoh bangsa, Bung Karno dan Jokowi. Dadang menyebut keduanya merupakan spirit dan tauladan juang yang lebih mengedepankan kepentingan masyarakat disbanding pribadi.

“Mereka berdua tak menggunakan kekuasaan untuk kekayaan pribadi. Karena kemiskinannya, Bung Karno bahkan pernah tak mampu membeli seikat rambutan. Sementara,  Bung Jokowi selama ini juga tak menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri. Justru yang diceritakan oleh ibunya, dalam buku: Saya Sujiatmi Ibunda Jokowi; Kisah Perempuan Pengajar Kesederhanaan (2014) bahwa Jokowi batal membuat SPBU karena uangnya dipakai untuk membantu suksesi Pilkada pertamanya di Solo, 2005. Bahkan yang fenomenal, Jokowi hanya pejabat publik yang menolak menerima gaji. Ia berprinsip bahwa selama ia masih ada tabungan untuk biaya hidup keluarganya, maka ia tak ingin memakan uang (gaji) dari rakyatnya, meskipun itu halal karena diatur oleh UU,” urainya panjang lebar.

BACA JUGA :  Ditinggal Ibu Menyapu, Bocah di Makassar Terjebak Mesin Cuci

Bertepatan dengan hari wafatnya Bung Karno dan kelahiran Jokowi, Dadang menambahkan, keduanya memiliki kesamaan sifat dengan rakyat.

“Bung Karno terkenal dengan kepedualiannya terhadap rakyat kecil.  Kesadaran tersebutlah yang membuatnya rela merasakan sakitnya penjara dan pembuangan. Selanjutnya Jokowi membuktikan kepeduliannya kepada rakyat kecil dengan kesukaannya blusukan yang kemudian disempurnakan dengan membuat kebijakan yang memuliakan rakyat kecil,” ucapnya.

Terinspirasi perjalanan hidup Bung dan Jokowi, Politisi PDI Perjuangan Kota Bogor ini ternyata memiliki harapan yang sama jika kelak keberuntungan menjadi kepala daerah berpihak padanya.

“Bung Karno kerap menekankan kepada keluarga untuk tidak hidup melebihi rakyat Indonesia pada umumnya. Ia memilih menjauhi kemewahan. Hal tersebut pulalah yang dilakukan Jokowi. Meskipun Jokowi memiliki uang halal, tapi atas nama prinsip “derita rakyat adalah derita pemimpin”, maka Jokowi mengharamkan keluarganya hidup mewah. Buat saya, juga buat keluarga besar PDI Perjuangan, antara Bung Karno dan Jokowi merupakan api spirit juang kami,” tandasnya.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================