JAKARTA TODAY- Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menyebut kondisi Golkar saat ini dalam kondisi tak menyenangkan. Penyebabnya adalah terseretnya nama sang Ketua Umum Setya Novanto dalam kasus korupsi KTP Elektronik (e-KTP).

“Golkar memang berada dalam kondisi tak menyenangkan,” kata JK di Kantor Wakil Presiden, Selasa (25/4).

Setya saat ini berstatus sebagai saksi dalam kasus e-KTP. Namun, ia sudah dicegah berpergian keluar negeri oleh Direktorat Jenderal Imigrasi atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi. JK khawatir kasus ini terus berkembang dengan semakin menguatnya dugaan keterlibatan Setya dalam kasus yang merugikan negara Rp2,3 triliun ini. Hal tersebut sangat tidak menguntungkan karena sebagai partai politik, Golkar harus memiliki pemimpin yang baik. Soal pergantian ketua umum, Golkar menurut Wakil Presiden punya prosedur yakni melalui musyawarah nasional luar biasa. Tapi ia berharap munaslub tidak kembali digelar oleh Golkar. Selain tersisa dua tahun lalu, kepengurusan saat ini juga hasil dari munaslub. “Mungkin perlu sekaligus Munas, tentu waktunya ditentukan oleh Partai Golkar sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA :  Penderita Autoimun Harus Hindari 5 Makanan Ini!

Tapi JK menegaskan, Golkar harus punya solusi jika memang nantinya Setya menjadi tersangka dalam kasus e-KTP.

Sebelumnya Ketua Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Golkar Yorrys Raweyai menyebut Setya hampir jadi tersangka dalam kasus tersebut. Karena itu internal partai terus berkonsolidasi sekaligus untuk persiapan Pilkada 2018 dan verifikasi faktual parpol untuk Pemilu 2019. Semua itu, kata Yorrys, membutuhkan tanda tangan ketua umum dan sekretaris jenderal, bukan pelaksana tugas (Plt).

BACA JUGA :  Layanan Baru Disdukcapil Kota Bogor

Yorrys enggan menyebut kemungkinan hasil konsolidasi. Namun sejumlah anggota muda Golkar sudah mendesak digelarnya Munaslub.

Hal ini kemudian diluruskan oleh Sekjen Golkar Idrus Marham. Menurutnya, Golkar memang harus siao dalam kondisi apapun, ada atau tidak ada masalah. Terkait pernyataan Yorrys yang menyebut Setya hampir jadi tersangka, Idrus menyebut pernyataan Yorrys disalahartikan oleh media. Idrus menegaskan Golkar tak berencana menggelar munaslub. Saat ini Golkar juga solid di bawah kepemimpinan Setya Novanto.  “Semua mendukung sepenuhnya kepemimpinan Setya Novanto hasil Munaslub 2016,” kata Idrus.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================