PARIS TODAY– Kelompok militan ISIS mengancam akan meningkatkan serangan di PerÂancis, menyusul serangan truk di kota Nice yang menewaskan 84 orang. Dalam video yang mereka rilis, ISIS juga menyeruÂkan para simpatisan untuk meÂnyerang dengan segala cara.
Diberitakan Telegraph, Kamis (21/7/2016) dua meÂdia ISIS, Wilayat al-FuÂrat dan Wilayat Nineveh, mengeluarkan video ancaÂman ke Perancis. Dalam kedua video itu, ISIS menyerukan lebih banyak serangan lagi di Paris sejak insiden Nice.
Dalam salah satu video, seorang tentara ISIS berbahasa Perancis memuji serangan di Nice yang dilakukan oleh MoÂhamed Lahouaiej Bouhlel. Dia lalu menekankan para penÂdukung ISIS mengikuti jejak Bouhlel, untuk memberi pelaÂjaran bagi Perancis yang “terus membunuh warga Muslim tidak berdosa di Irak dan Suriah.â€
Perancis adalah bagian dari koalisi serangan udara Amerika Serikat melawan ISIS di Suriah dan Irak. Video itu juga meÂnampilkan kutipan dari juru biÂcara ISIS Abu Muhammad al-AdÂnani, yang menyerukan semua Muslim untuk melakukan seÂrangan seorang diri atau lone wolf di negara-negara Barat.
Dalam pidato tahun 2014 berjudul «Matilah dalam KemaÂrahanmu» itu, Adnani menyeruÂkan semua Muslim «membunuh orang Eropa dan Amerika-terutama warga Perancis yang jorok dan bau» dengan «seÂgala cara» yang bisa dilakukan.
Dalam video kedua yang dirilis Wilayat Nineveh, dua tentara Inggris dengan bahasa Perancis berbicara kepada Presiden Francois Hollande, mengancam akan meningkatÂkan serangan di negara itu.
Mereka juga mengatakan insiden di Nice adalah bukti keÂmampuan ISIS dalam melakuÂkan serangan. Setelah itu, kedua orang dalam video itu memengÂgal kepala dua pria yang diseÂbut sebagai tentara Syiah Irak yang ditangkap dalam operasi militer di Nineveh. Perancis telah beberapa kali menjadi sasaran serangan militan.
Sebelum insiden di Nice, November lalu sekelompok pria bersenjata yang mengaku berbaiat kepada ISIS menemÂbaki warga dan meledakkan diri di Paris, menewaskan 130 orang. Pada Januari 2015, pria bersenjata menyerang kantor majalah satire Charlie Hebdo, menewaskan 12 orang.
Perdana Menteri PeranÂcis Manuel Valls memperÂingatkan warganya terhaÂdap kemungkinan serangan teror yang bisa kembali terjadi di negara itu. Valls meminta warga agar belajar terbiasa hidup dengan ancaÂman. (Yuska Apitya/net)
Bagi Halaman