Selain balita, ibu hamil juga mendapat perhatian khusus dalam pencegahan malaria. Sebab, ketika ibu terinfeksi malaria, janin pun bisa kena dampaknya. Malaria, jenis penyakit yang berhubungan dengan penyebaran melalui hewan yaitu nyamuk masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di Indonesia tingginya angka kesakitan dan kematiaan pada usia produktif masih terbilang tinggi. Penyakit ini dapat menyerang dan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Di beberapa daerah di InÂdonesia kesadaran akan pentingnya pencegahan malaria masih relatif rendah. Padahal korban yang diseÂbabkan oleh malaria cukup banyak bahkan hingga pada ibu hamil. Ini disebabkan karena jenis parasit yang dapat menumpang pada tuÂbuh ibu hamil yang dapat sangat membahayakan yaitu jenis plasÂmodium falsiparum.
Bahaya malaria dapat menyerang siapa saja termasuk ibu hamil meskiÂpun tingkat bahaya pada ibu hamil akan semakin meningkat dikarenaÂkan pada ibu hamil seringkali menÂgalami perubahan secara fisiologi, perubahan hormon bahkan perubaÂhan-perubahan pada jumlah cairan tubuh.Faktor faktor tersebut yang dapat menambah resiko pada ibu hamil yang sedang di derita bahkan dapat menyerang anda dan janin.
Kondisi yang membuat semakin berat ketika pada trimester pertaÂma dan kedua dikarenakan bagian yang disenangi parasit malaria yaitu plasenta dimana menjadi salah satu sumber pertumbuhan janin yaitu makanan janin. Bahkan bagian kosong akan dipenuhi oleh parasit parasit malaria sehingga parasit ini akan mengganggu salÂuran makanan janin sehingga saluran makan janin menjadi mengecil dan juga rusak sebagian. Akibatnya jatah makanan menuju janin akan terbagi dan terganggu berimbas pada perkembangan janin menjadi terhambat.
“Kalau ibu hamil kena malaria, biasanya akan ada gangguan sebeÂlum anak lahir berupa keguguran atau abortus. Bisa juga kecacatan saat lahir. Yang ditakutkan kan adÂanya kecacatan yang merupakan pengaruh dari aliran darah ibu yang terinfeksi, terus masuk ke plasenta. Seperti zika saja, yang kita ditakutÂkan kan mikrosefali. Pada malaria, yang ditakutkan yaitu adanya gangÂguan perkembangan, pertumbuÂhan, sampai gangguan mental,†“ kata Dirjen Pencegahan dan PenÂgendalian Penyakit Kemenkes RI dr H Mohamad Subuh, MPPM.
Untuk prevalensi ibu hamil yang terinfeksi malaria di Indonesia, diÂkatakan Subuh jumlahnya memang tidak terlalu besar, sekitar satu per 100 ribu penduduk. Namun, tetap saja Subuh menekankan ini bukan masalah besar-kecilnya prevalensi tetapi bagaimana malaria bisa diceÂgah.
Menurut Subuh, pencegahan malaria termasuk pada ibu hamil, bisa dilakukan dengan menjaga keÂbersihan lingkungan, penggunaan pakaian yang tertutup agar terhinÂdar dari gigitan nyamuk, dan juga penggunaan kelambu saat tidur.
Ia menambahkan pada ibu hamil, deteksi malaria bisa lebih mudah diÂlakukan. Sebab, pada dasarnya ibu hamil akan lebih sensitif dan khaÂwatir terjadi apa-apa pada bayinya ketika ia mengalami masalah kesÂehatan sedikit saja saat hamil. Saat ibu demam, pasti ia langsung cek ke bidan atau puskesmas.
“Ini membantu sekali peneÂmuan dini malaria kemudian penÂgobatan yang tepat. Beda pada ibu yang nggak hamil, demam paling kan didiamkan aja dulu gitu. Tapi pada ibu hamil, demam sedikit dia langsung cek karena dia lebih khaÂwatir,†tutur Subuh.
Bagi Halaman