BULAN Ramadhan adalah bulan yang sangat di­nanti-nantikan dan selalu dirindukan kedatangan­nya setiap orang mukmin, karena bulan Ramadhan merupakan penghulu (sayyidusysyuhur) dari selu­ruh bulan dalam satu tahun. Sudah puluhan tahun kita mendapatkan bulan yang mulia ini, sesuai den­gan karunia umur yang Allah Swt berikan kepada kita untuk menikmati kehidupan dunia ini. Yang perlu direnungkan adalah sudahkan kita merasa ada perubahan ataupun mendapat predikat Mut­taqin (orang bertakwa) sebagaimana disebutkan di akhir ayat 183 dari surah Al-Baqarah

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.

Sekarang bulan Ramadhan kembali berada di­ambang pintu, dan umat Islam sudah mulai menga­dakan persiapan-persiapan untuk menyambutnya seperti membersihkan tempat ibadah (Masjid dan Musholla), membersihkan rumah serta kegiatan-kegiatan positif lainnya yang intinya untuk me­nyambut dan memuliakan tamu agung penghulu seluruh bulan yakni bulan suci Ramadhan.

Apakah hanya sebatas itukah umat Islam me­nyambut bulan mulia ini? Jawbannya tentu ti­dak, oleh sebab itu dalam tulisan ini penulis akan mengemukakan beberapa pesan Rasulullah Saw, dalam hal menyambut dan memuliakan bulan Ra­madhan yang setiap tahun datang menemui kita.

Diriwayatkan oleh Salman Ra, bahwa pada suatu hari di akhir bulan Sya’ban Rasulullah Saw, berkhutbah dengan sabdanya : “Wahai sekalian manusia, telah hampir (datang) kepada kalian bulan yang agung (bulan Ramadhan), bulan yang penuh berkah yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, inilah bulan yang Allah Swt, mewajibkan puasa pada siang harinya dan dis­unnahkan Qiyamullail (shalat Taraweh) pada malam harinya, barang siapa yang mendekatkan diri den­gan Allah dengan melakukan amalan-amalan (iba­dah) wajib di bulan yang lain, dan barangsiapa yang melakukan amalan (ibadah) wajib dibulan ini (Ra­madhan), maka sama dengan melaksanakan tujuh puluh (70) ibadah wajib di bulan yang lain.

BACA JUGA :  HARI KEBANGKITAN NASIONAL PERLU PELURUSAN SEJARAH?

Inilah bulan kesabaran dan balasan dari kesaba­ran ialah Syurga, bulan ini juga merupakan bulan kepedulian sosial terhadap sesama, dan bulan dit­ambahkan rizki bagi orang-orang yang beriman. Ba­rangsiapa yang memberikan makanan untuk berbu­ka kepada orang-orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan dari adzab api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang-orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun.

Para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah Saw, tidakk semua kita mampu memberi makan kepada orang berpuasa. “ Rasulullah Saw, menjawab dengan sabdanya : “Allah Swt, memberikan pahala kepada orang yang memberi buka puasa bagi orang yang berpuasa meskipun hanya berupa satu biji kurma atau hanya seteguk air.” Dalam riwayat lain dijelas­kan bahwa, ktika memasuki bulan suci Ramadhan, Rasulullah Saw, menyerukan : “Wahai umat manusia, barangsiapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini (Ramadhan) ia akan berhasil melewati Shirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dibawah kekuasaannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, maka Allah akan meringank­an pemeriksaannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang menahan diri dari kejahatan di bulan ini, maka Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia ber­jumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada saat berjumpa denga-Nya. Barangsiapa yang selalu menyambungkan silaturrahim (persaudaraan) di bulan ini, maka Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan- Nya. Dan barangsiapa yang memutuskan silaturrahim (persaudaraan) di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.”

BACA JUGA :  SOLUSI AGAR GURU BEBAS DARI PINJOL

Dalam pesan-pesan Rasulullah Saw, tentang menyambut dan mengamalkan amalan-amalan bu­lan Ramadhan yang dikutip di atas, maka kita dapat memetik beberapa hikmah yang sangat penting dari ibadah puasa Ramadhan dalam membentuk sikap dan perilaku manusia sebagai makhluk sosial seperti : sikap sabar, disiplin, peduli kepada sesama manusia, mempererat persaudaraan (silaturrahim), beraklak yang terpuji dan sifat-sifat positif lainnya.

Akumulasi dari sifat-sifat positif inilah akan mela­hirkan pribadi muslim yang mendapat predikat Mut­taqin (orang-orang ang bertaqwa) di sisi Allah Swt. Dan takwa kepada Allah inilah merupka tujuan kahir dari pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan yang setiap tahun dilaksanakan oleh umat Islam seluru dunia.

Orang bertakwa yang dihasilakn oleh ibadah puasa memiliki ciri-ciri yang sebagaimana diterang­kan oleh Allah Swt, dalam Qur’an surah Ali Imran ayat 133-135 sebagai berikut :”Dan bersegeralah kamu mencari ampunan Tuhan-Mu dan raihlah syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang bertakwaa-yaitu orang-orang yang selalu menginfakkan hartanya, baik diwaktu lapang mamupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang mampu mnahan amarahnya, dan orang-orang yang selalu memaafkan (kesalah orang lain). Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================