Bandung, Today – Balutan konsep yang teraplikasi pada tunggangan yang satu ini meÂnyesuaikan dengan karakter si Empunya. Faktor inilah yang menjadi prioritas sang builder dalam merestorasi Binter Merzy berkapasitas mesin 200 cc milik Galih.
Pasalnya, pria asal Sulawesi itu memasrahkan sepenuhnya pada Purnama dan Ochim seÂlaku Builder yang sama-sama bercokol di wilayah Bandung
Kepuasan bathin itupun diÂrasakan oleh si pemilik Binter Merzy, usai melihat hasil akhir rombakannya. Penantian serta besaran kocek yang keluar, unÂtuk merubah tampilan motor sesuai keinginannya terbayar sudah. Konsep Scrambler City Ride miliknya ini menjadi soroÂtan publik di gelaran SuryanaÂtion Motorland 2016 di Bandung, Jawa Barat, pekan akhir kemarin (28/5).
Sentuhan awal untuk meruÂbah konsep motor ini, difokusÂkan pada kekuatan kaki-kaki, kemudian berlanjut ke frame hingga bodi. Usai mendapat sentuhan secara menyeluruh, proses detailing serta finishing mulai dari step, monel-monel lalu diakhiri dengan painting. Warna dasar hijau pada Binter Merzy, kemudian dirubah menÂjadi putih dengan guratan desain artistik yang disesuaikan dengan karakter motor
“Kita fokus pada karakter sang owner yang memiliki gaya Rock ‘n’ Roll dan ingin mencipÂtakan sebuah karya yang sesuai keinginannya. Awalnya menguÂsung konsep scrambler dan akhÂirnya kita sepakat untuk menamÂakannya Scrambler City Ride,†terang Purnama, builder Glanets Radical asal Bandung ini.
Dia mengatakan, warna dasar motor ini awalnya adalah hijau, dengan nama ‘Tadilako’, dalam bahasa Sulawesinya yaitu PanÂglima Perang. “Jadi motor ini kita sesuaikan dengan karakter terseÂbut,†tandasnya. Format bodi motor ini menjadi lebih ramping dari sebelumnya, berkat pemoÂtongan frame dan tangki yang dikastem. Kemudian headlamp diubah dan disesuaikan dengan karakter motor.
“Kita juga menggunakan telÂeskopik, sementara untuk kaÂret boot kita pasang agar kesan scramblernya benar-benar keÂluar. Bukan saja terlihat dari boot saja, bahkan dari ban juga terliÂhat lebih sangar,†kata Purnama.
Kekuatan konsep scrambler ini juga dapat dilihat dari balutan kaki-kaki mulai dari velg serta cengkraman si ‘karet bundar’ yang menggunakan ban Duro Sports DM1112 100/100-18 untuk depan dan belakang.
Beralih ke sektor mesin, kapaÂsitas dasar Binter Merzy ini telah mengalami upgrade dari 200cc, kemudian dioversize menjadi 215cc. Alhasil, percepatan rotasi motor ini dapat diandalkan.
Purnama mengklaim, sebeÂlum mengalami upgrade, motor ini dinilai boyo. Namun setelah dioprek, menjadi lebih lincah dan gesit, meski part pendukung hanya mengandalkan freeflow custom atau tanpa saringan. KarÂburator yang dipakai mencomot PE 26 dari Ninja R.
“Kita sudah pernah mengetest motor ini, dan top speednya mencapai 180km/jam. Tapi kareÂna karet roda ini menggunakan ban offroad jadi nampak seperti tidak gesit,†beber Purnama.
Penciptaan konsep Scrambler City Ride, menurut Purnama hanya sebutan anyar buat motor tersebut, lantaran tidak ada alÂiran modifikasi seperti itu. “MeÂmang gak ada aliran seperti itu, scrambler ya scrambler. Tapi ini hanya sebutan kita saja,†tegasnÂya.
Proses modifikasi yang meÂmakan waktu 4 bulan ini telah menguras biaya kurang lebih Rp 25 juta
Menurut pria pemilik bengkel Glanets Radical ini menjelaskan, mayoritas member Street CusÂtom lebih condong ke racing, gaya-gaya road race, cafe racer, scrambler, speed way, dan masih banyak lagi.
“Untuk acuan kita mencoÂmot dari beberapa negara sepÂerti Jepang, Amerika, Inggris serta beberapa negara lainnya. Kemudian dari sanalah kemuÂdian muncul aliran-aliran baru Chopper, Bobber, Cafe Racer dan lain sebagainya,†pungkasnÂya. (Calviano/NET)
Bagi Halaman